Memikirkan Kematian
Pengkhotbah 7:4 (BIMK) Orang bodoh terus mengejar kesenangan; orang arif selalu memikirkan kematian.
Shalom, Saudaraku.... Tuhan pimpin arus hidup menderas. Asal jangan ku sesat, pegang tanganku erat.
Saudaraku, semua orang ingin bahagia, semua orang ingin senang, tapi kalau kita kejar kesenangan, mau sampai mana? Adakah ujungnya? Alkitab mencatat bahwa orang yg terus mengejar kesenangan adalah orang bodoh. Kesenangan yg dimaksud ialah perkara-perkara duniawi. Barangsiapa bersahabat dengan dunia ini, maka ia menjadikan dirinya musuh Allah. Hati-hati... Di balik kesenangan yg kita kejar, adakah kita melibatkan Allah? Seringkali kita lupa dengan Tuhan karena kita lebih mengutamakan ego kita untuk bersenang-senang. Tawa dan bahagia yg timbul dari perkara duniawi sungguhlah menjebak sebab ujungnya menuju maut. Hati-hati... Sekali lagi hati-hati. Di luar Tuhan, tidak ada anugerah hidup kekal. Sekalipun ia senang dan bahagia di dunia ini, belum tentu ia bersukacita untuk selama-lamanya.
Saudaraku, berbeda dengan orang bodoh, orang arif selalu memikirkan kematian. Orang bijaksana tidak larut dalam pesta pora dan kesenangan dunia yg sementara ini. Orang bijaksana mengingat bahwa kelak dirinya akan mati. Orsng bijak sadar bahwa kematian ialah gerbang awal menuju pada kehidupan yg sesungguhnya, yakni masuk dalam kekekalan. Ingat, dunia ini sementara. Kalau kita mati tanpa tinggal di dalam Yesus, maka binasalah kita, celakalah kita. Sekalipun punya banyak harta, pencapaian dan kedudukan, semuanya ga akan dibawa mati. Semuanya hanya kenangan yg tidak berguna. Sungguh menyakitkan. Karena itu, penting bagi kita untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup seturut kehendak-Nya. Ketika kita menghadapi ajal, kita sudah siap, kita tidak takut lagi dan kita bisa mengatakan bahwa mati adalah keuntungan. Mari kita selalu memikirkan kematian. Ini bukan berpikir negatif melainkan berpikir positif. Ini baik sekali agar kita hidup akrab dengan Allah dan membenci dosa.
Saudaraku, tahukah bahwa kesedihan lebih baik dari pada tawa? Ya, kembali lagi ke konteksnya. Di rumah duka, kita bersedih, merenungkan kembali kematian. Di rumah pesta, kita tertawa, beria-ria dan lupa akan hari kematian. Dengan bersedih, kita beroleh waktu untuk merenung akan kematian. Kita jadi lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Kita jadi ga sembarangan. Orang yg hobinya seneng-seneng doang cenderung ga inget akan hari kematian sehingga minim akan perenungan. Ga salah pergi ke tempat pesta tapi pilihlah untuk lebih suka pergi ke rumah duka agar kita beroleh perenungan akan hari kematian. Kalau kita punya bekal yg pasti di dalam Tuhan, maka kita akan bersukacita, bergembira dan beroleh kesenangan di dalam Tuhan untuk selama-lamanya di dalam sorga. Jadi tak apa bersedih karena merenungkan hari kematian daripada tertawa akan larut dalam kesenangan dunia.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Mengejar kesenangan duniawi terus-menerus adalah tindakan yang bodoh
☆ Jadilah orang bijaksana yang senantiasa memikirkan kematian
☆ Lebih baik ke rumah duka daripada ke rumah pesta
Tuhan Yesus mengasihi kita. Amin! 😇⭐💕
Kutipan
Ingatlah akan hari kematian sehingga kita beroleh hati yg bijaksana
08-12-2021
RP
Komentar
Posting Komentar