Tak Dianggap
1 Samuel 16:10 (TB) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
Shalom, Saudaraku... Sebuah lagu berkata, "Kaulah ya Tuhan surya hidupku. Asal Kau ada yang lain tak perlu."
Saudaraku, apa yang Allah pilih seringkali beda dengan yang manusia pilih. Saat itu Allah menyuruh Samuel untuk mengurapi seorang raja di Betlehem untuk kelak menggantikan Saul yg sudah menjauh hatinya dari pada Tuhan. Allah menyatakan bahwa Samuel perlu menemui Isai dan di antara anak-anaknya ada yang dipilih sebagai raja oleh Tuhan. Sungguh menarik ketika kita membaca pernyataan ini. Ketika Allah memberi petunjuk, Ia tidak langsung memberitahukan rinciannya atau detailnya. Perihal mengurapi raja ini, Tuhan kasih tahu supaya Samuel pergi ke Betlehem, lalu undang Isai tapi orangnya ga Tuhan kasih tahu. Kita harus sadar akan hal ini. Tidak semua hal diberitahukan secara spesifik. Banyak hal justru tidak dinyatakan secara terus terang. Tuhan kasih 1 atau 2 petunjuk, selebihnya Tuhan ga kasih tau lagi. Kenapa? Supaya kita bisa terus bergantung kepada Allah, supaya kita belajar untuk tidak berusaha pakai kemampuan sendiri tetapi mau terus belajar nanya sama Tuhan dan mengenali kehendak-Nya. Kalau segala sesuatunya dikasih tau, kita akan jadi orang yg merasa jago dan ga mau bergantung lagi kepada Tuhan. Bersyukurlah ketika tidak semua hal disingkapkan sebab dengan demikian kita bisa bergantung penuh kepada Allah dan mengandalkan Dia saja.
Saudaraku, ketika Isai membawa anak-anaknya di hadapan Samuel, maka tampillah anak pertama yg bernama Eliab. Ketika melihat Eliab, Samuel menyangka bahwa dialah orang yg dipilih oleh Tuhan sebab memang paras dan perawakannya mendukung. Tapi apa kata Tuhan? Jangan liat fisiknya, jangan liat wajah atau perawakannya. Manusia melihat apa yg di depan mata tetapi Allah melihat hati. Kita bisa menyangka bahwa dia orangnya karena secara postur ya udah oke, tapi Allah ga mau keputusan-Nya diganggu gugat oleh manusia. Sekalipun fisiknya dan kemampuannya bagus, tapi Tuhan ga perhitungkan itu semua. Yang Tuhan utamakan ialah hati. Hatimu baik, lurus dan jujur, maka Tuhan akan mengangkat engkau. Jadi bukan karena kita jago perang, banyak prestasi atau diakui banyak orang melainkan karena hikmat dan pilihan Allah atas diri kita. Kita pun harus memandang orang lain sebagaimana Allah memandang mereka. Jangan bedakan perlakuan kita kepada orang lain karena melihat muka. Kasih itu harus tulus dan dinyatakan kepada setiap orang dengan jujur. Jangan sampai kita pelihara perilaku menghakimi orang lain dengan memandang muka.
Saudaraku, Isai itu punya 8 anak laki-laki. Ketika Samuel datang untuk mengurapi raja, Isai ga bawa Daud untuk hadir di hadapan Samuel. Semua anak ada kecuali Daud. Kenapa? Kenapa ini bisa terjadi? Karena Daud nda bisa hitungan, karena Daud dianggap kurang kompeten, kurang pengalaman dan kurang layak. Daud dibiarkan merawat kambing domba di padang rumput. Sungguh Isai pun memandang muka. 7 anak yg dibawa dan dipilihnya malah ditolak Allah. Malah yang dipilih Tuhan ialah orang yg ga dipilih manusia. Ini unik sekali, ini dahsyat sekali. Ketika kita tidak dianggap, tidak masuk hitungan atau malah tidak dipedulikan, mari tetap lakukan pekerjaan kita dengan maksimal dan totalitas. Pekerjaan yg kita lakukan sepatutnya dipersembahkan bagi Tuhan bukan untuk cari perhatian atau ucapan selamat dari orang lain. Kalau kita melakukannya dengan tulus, maka kita akan menjadi orang yg dipilih Tuhan. Gapapa orang menolak kita, toh pada akhirnya keputusan Tuhanlah yg terlaksana. Tuhan akan terima kita, Tuhan akan topang kita, Tuhan akan pilih kita.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Tuhan tidak beritahukan semua petunjuk supaya kita terus bergantung kepada Dia
☆ Jangan pernah memandang muka
☆ Tuhan akan pilih orang yg dikehendaki-Nya sekalipun orang itu telah ditolak dan disingkirkan sesamanya
Tuhan Yesus menjamah kita. Amin 😊☺️✨
Kutipan
Sekalipun 1000 orang menolakmu, asal Tuhan memilihmu maka engkau akan selamat
11-11-2022
RP
Komentar
Posting Komentar