Aku Ini Terlalu Hina
Ayub 40:4 (TB) (39-37) "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
Shalom Saudaraku... Selamat hari Natal, selamat hari kelahiran Tuhan Yesus. Kiranya damai dan sukacita Natal ada beserta kita.
Saudaraku, meski ada di momen Natal, kita tetap lanjutkan bahas kitab Ayub ya. Pengajaran firman Tuhan tetap berjalan apapun musimnya. Haleluya... Saudaraku, bener-bener saya takjub ketika baca Ayub 38 sampai 40. Tuhan skak mat Ayub. Wuh wuh wuh... Kayak di catur, kalau udah skak mat, ya mau apa lagi? Tim lawan pasti udah kalah dan ga bisa berkutik. Itulah yang dialami oleh Ayub. Saat kesengsaraan dan penderitaan melanda Ayub, dia merasa Tuhan salah, Tuhan keliru, Tuhan jahat dan Tuhan tidak adil. Begitu banyak penilaian terhadap Tuhan yg dilontarkan oleh Ayub. Begitu banyak keluhan dan pembelaan yang dikemukakan oleh Ayub. Tuhan berikan waktu bagi Ayub untuk bicara dan untuk buka suara. Tapi ketika mulai giliran Tuhan berbicara, barulah Ayub sadar bahwa dia terlalu hina. Mengapa? Karena segala pertanyaan yang Tuhan ajukan kepada Ayub tidak sanggup dijawab olehnya. Saya kasih gambaran mengenai pertanyaan Allah kepada Ayub ya.. "Ayub 38:4 (TB) Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!" Coba, Ayub mau jawab apa kalau Tuhan udah nanya gini? Saya kasih 1 ayat lagi ya.. "Ayub 39:1 (TB) (39-4) Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati rusa waktu sakit beranak?" Ayub mau jawab apa kalau Tuhan udah nanya gini? Inilah skak mat. Ayub ga mampu menjawab satu pun pertanyaan Allah. Kenapa? Karena Allah itu melampaui segala akal budi dan pengertian kita. Punya kehebatan apa kita sampe sampe mau nyalahin Allah? Nanti kita akan kena skak mat dari Allah kalau kita tetap berkeras menyalahkan Tuhan.
Saudaraku, awalnya Ayub membela diri dan mempertanyakan keadilan Tuhan. Dia merasa aneh dengan keputusan Tuhan yg mengizinkan dia menderita meski sudah hidup saleh dan jujur. Namun apa yg terjadi setelah Tuhan skak mat Ayub? Ayub merendahkan diri, dia merendahkan hatinya serendah-rendahnya. Dia menyebut dirinya terlalu hina. Saya sangat amat diberkati dengan ayat ini dan sikap Ayub. Ketika kita menyadari kebesaran, kuasa dan kemuliaan Tuhan, sudah sepatutnya kita merendahkan hati kita, sudah sepatutnya kita menyadari bahwa diri kita ini hina dan cacat. Sungguh, kita ini hina, kita ini penuh cacat cela. Kita seringkali lancang kepada Tuhan. Kita seringkali mempersalahkan Tuhan. Oh ampuni kami ya Allah. Sungguh, ampuni kami, ya Tuhan. Ampuni kami karena kami seringkali meragukan kasih-Mu, meragukan kesetiaan-Mu dan meragukan keadilan-Mu. Seringkali kami menilai Tuhan dengan akal budi kami padahal Engkau lebih dari akal budi kami. Kami berprasangka buruk kepada Tuhan padahal Tuhan punya rencana yg baik di balik penderitaan yg kita alami. Sungguh kita harus minta ampun dosa. Sungguh kita harus bertobat. Sungguh kits harus rendah hati.
Saudaraku, di momen Natal yg istimewa ini, mari kita belajar seperti Ayub yg menyadari bahwa dirinya terlalu hina. Apa artinya terlalu hina? Ada kata keterangan, yaitu terlalu. Hina saja sudah dianggap rendah apalagi terlalu hina. Lahir di kandang domba merupakan suatu peristiwa yg terlalu hina, terbaring dalam palungan pun termasuk hal yg terlalu hina. Ketika bayi Yesus lahir, bukan raja atau pejabat pemerintah yg datang menengok Dia melainkan para gembala. Kalau saya gambarkan, gembala itu bagaikan pedagang di pasar yang kotor, bau kumel. Nah, Yesus mendapatkan tamu demikian saat kelahiran-Nya. Ini merupakan hal yang terlalu hina. Namun kalau kita mau meresapi setiap kehinaan itu, justru itulah yg menyenangkan hati Tuhan. Orang yg menyadari dirinya terlalu hina justru diangkat Tuhan, ditinggikan Tuhan dan dimuliakan oleh Tuhan. Oh haleluya... Makasih ya Tuhan. Di momen Natal ini, jangan pernah merasa jadi orang baik, jadi orang hebat, jadi pahlawan. Jangan..! Sadarilah bahwa kita ini manusia yg terlalu hina. Di balik kehinaan itu, Tuhan akan perhatikan kita, Tuhan akan tolong dan cintai kita. Tuhan sayang sama orang yg terlalu hina. Ingatlah kepada perempuan yg kedapatan berbuat zinah, kepada Zakheus juga kepada pemungut cukai yg memukul diri saat mengaku dosa. Semua yg menganggap diri terlalu hina berakhir di dalam kemuliaan sebab Tuhan angkat mereka. Selamat Natal.. Mari kita menyadari diri sebagai manusia yg terlalu hina dan menerima berkat Tuhan yg meninggikan kita.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Ketika kita berkeras membela diri dan menyalahkan Tuhan, maka Tuhan akan skak mat kita.
☆ Kita terlalu hina di hadapan Tuhan, maka jadilah rendah hati
☆ Di balik kehinaan, Tuhan akan angkat, berkati dan memberi kemuliaan bagi kita.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin 🫶☀️✨
Kutipan
Aku terlalu hina, ya Tuhan. Sungguh besar Kau Allahku
24-12-2022
RP
Komentar
Posting Komentar