Didikan Yang Menghajar
Ibrani 12:10 (TB) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita sehat dan kuat ya... Yeay... 😇
Saudaraku, pola pengajaran itu ada 3 tingkatan, yaitu mengingatkan, menegur dan menghajar. Kalau ga bisa diingetin maka akan ditegur dan kalau ga bisa ditegur maka akan dihajar. 3 pola ini merupakan bentuk pengajaran yg dilandasi oleh kasih. Kalau ga dihajar tapi hanya dibiarkan, itu bukan kasih. Itu namanya udah lepas tangan dan udah ga peduli. Bersyukurlah ketika seseorang masih dihajar sebab masih ada kasih di dalamnya. Kalau anak nakal, orang tua harus belajar untuk menghajar bulan mengabaikan anak. Kalau dibiarin, maka dia bisa jadi liar, berontak dan terbiasa nakal karena dia merasa ga ada yang ngelarang dan ga ada yang protes. Orang tua harus berani tegas terhadap anak yg nakal dan suka melawan. Mendidik itu ada kalanya harus keras. Kenapa? Untuk mendidik karakter anak yg bandel perlu ekstra, bukan seperti anak biasa yg baik dan alim. Tuhan izinkan kita untuk menghajar tapi ingat bahwa kita harus landasi semuanya di dalam kasih, bukan kebencian.
Saudaraku, Tuhan juga seringkali menghajar orang Israel meskipun bangsa ini adalah bangsa pilihan Allah, bangsa yg istimewa. Namun bukan serta merta Allah tidak pernah menghukum dan tidak pernah menghajar. Sebaliknya Tuhan didik mereka dengan keras. Saat mereka tidak lagi mengandalkan Tuhan, maka Tuhan biarkan umat Israel alami kekalahan. Saat Israel melakukan sensus penduduk sebagai pertanda bahwa mereka sedang mengandalkan kekuatan bangsa, maka Tuhan tegur dan hukum bangsa Israel. Tiap perbuatan nakal dari bangsa Israel beroleh perhatian dari Tuhan dan Ia tidak segan untuk menghukum. Kenapa Tuhan hukum Israel? Karena Tuhan sayang... Sekalipun Ia melukai, tapi Ia juga yang membalut luka mereka. Sekalipun Ia yg menyakiti, tapi Ia juga yg menyembuhkan mereka. Tuhan ingin agar melalui hukuman dan hajaran yg Tuhan berikan, bangsa Israel menjadi insyaf dan bertobat. Karakter itu yg utama untuk dibaharui.
Saudaraku, memang di awal itu, didikan tidak mendatangkan sukacita tetapi dukacita. Memang sakit, ga enak kalau kita menghajar ataupun dihajar. Tapi percayalah, kalau kita landasi dengan kasih, maka itu akan menyembuhkan dan memperbaharui. Jadi terima saja hajaran itu sambil merenungkan bahwa itu adalah cara terbaik bagi saya untuk sembuh dan insyaf. Ibarat orang makan obat. Orang makan obat itu karena dia sedang sakit. Coba obatnya diemut, dikecap-kecap di lidah, ya pasti pahit, ga enak. Jadi obatnya musti langsung ditelan sambil miliki keyakinan bahwa saya pasti sembuh, saya pasti pulih. Nah, begitu juga saat kita dihajar. Jangan terlalu banyak mencicipi hajaran itu, nanti jatuhnya sakit ati mulu dan dukacita mulu. Sebaliknya, katakanlah bahwa saya pasti sembuh, saya pasti pulih. Renungkan ya, kita sudah besar dan dewasa, tapi Tuhan bisa juga hajar kita di usia segini. Mari kita berbalik kepada Tuhan, yakini bahwa hajaran Tuhan adalah bentuk kasih yg indah.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Didiklah anak yang nakal dengan menghajar dengan berlandaskan kasih
☆ Allah menghajar Israel karena Ia sayang dan supaya Israel insyaf lalu bertobat.
☆ Hajaran awalnya mendatangkan dukacita tapi berkhasiat untuk menyembuhkan
Tuhan Yesus mengasihi kita. Amin 😊🤍😇
Kutipan
Tuhan menghajar kita untuk mendatangkan kebaikan, yakni supaya kita insyaf dan sembuh
23-07-2023
RP
Komentar
Posting Komentar