KEBOHONGAN YANG MENYEBABKAN DUKACITA
(Kej 37:35) Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.
Shalom, Saudaraku… Ada kabar sukacita hari ini? Kiranya kita senantiasa hidup dalam sukacita Allah ya..
Saudaraku, Yakub sangat amat sedih mendengar kabar bahwa anaknya mati diterkam binatang buas. Kebohongan, tipuan dan kejahatan anak-anaknya ini telah berhasil membuat Yakub menangis teramat sangat. Begitu tega mereka menipu ayahnya demi melampiaskan kebohongan. Ruben yang keberatan dengan rencana membunuh adiknya ga berani untuk nyatakan hal yang sebenarnya terjadi, Yehuda yang mengusulkan supaya Yusuf dijual pun ga berani untuk katakana yang sesungguhnya. Semuanya berbohong, semuanya pengecut, semuanya menyembunyikan kebenaran. Ini adalah solidaritas yang salah, ini adalah setia kawan yang buruk. Kita tidak boleh mendirikan solidaritas yang mendukung kebohongan dan penipuan. Dari 10 abang Yusuf, ga ada satu pun yang berkata benar perihal apa yang terjadi terhadap Yusuf. Sungguh buruk dan jahat sekali hati mereka. Inilah yang terjadi, kalau kita membenci orang lain kemudian melukai mereka, maka kita akan diseret pada dosa lainnya. Abang-abang Yusuf akhirnya menipu ayahnya, lontarkan kebohongan besar dan menutupinya selama bertahun-tahun. Waktu yang sangat panjang mereka habiskan dengan menyimpan kebohongan. Cek diri kita, apakah ada kebohongan yang masih kita simpan sampai detik ini? Sudah berapa lama kebohongan itu tinggal di dalam diri kita? Mari cek dan segera buang kebohongan itu kalau engkau masih menyimpannya..!
Saudaraku, Yakub sangat terpukul dengan kabar kematian anaknya dan ia sangat berdukacita. Orang berdukacita seharusnya mendapatkan penghiburan tapi ia menolak untuk dihibur. Sekalipun 12 anak menghiburnya, dia menolak untuk dihibur. Perhatikan, kebohongan itu bisa membuat orang berdukacita, membuat orang terpukul amat sangat hingga ia tidak lagi punya selera untuk dapat penghiburan. Kondisi psikologis Yakub ada di level terendah saat itu karena kepergian anak yang sangat disayanginya. Seorang ayah atau ibu yang kehilangan anaknya pasti perasaannya sangat terpukul. Tidak mudah untuk melepas kepergian orang yang disayangi. Dukacita akan menyelimuti dan merundung orang-orang yang alami kehilangan. Sadarilah bahwa kejahatan hati kita akan menimbulkan efek dukacita di pihak orang lain. Hal itu akan menyusahkan hidup orang lain. Konflik di dalam keluarga seringkali membuat hati dipenuhi kebencian. Ingat, konflik Yusuf dengan saudara-saudaranya adalah konflik keluarga. Apakah kita punya konflik di dalam keluarga..? Pikirkan hal ini.. Apakah kita membiarkan itu terjadi dan biarkan hal itu terus membara atau kita mau menyelesaikan konflik itu dengan perdamaian? Jangan sampai hati kita terus dibakar dengan kebencian dan kemarahan hingga akhirnya apa yang terjadi dalam keluarga Yakub terjadi dalam keluarga kita. Gunakan hati nurani kita untuk menuntun kita pada perdamaian dan pengampunan.
Saudaraku, Yakub terus menangis. Air matanya terus mengucur membasahi pipinya. Saya ga ngerti dengan hati anak-anaknya. Ga ada dari mereka yang hatinya tersentuh melihat kondisi bapaknya yang begitu sedih. Harusnya mereka membuka pintu hatinya dengan pengakuan, dengan kerendahan hati lalu mengungkap kebenaran yang terjadi. Sayangnya mereka punya hati yang keras, yang sudah dibalut oleh kebencian dan kejahatan sehingga melihat ayahnya yang sangat berdukacita pun mereka tidak peduli. Apakah mereka benar-benar menghibur ayahnya atau sekadar sandiwara saja? Kalau mereka benar-benar ingin menghibur ayahnya, maka cara paling tepat ialah mereka nyatakan kebenaran, lalu pergi ke orang Midian yang membeli Yusuf. Cari tahu dimana Yusuf dan kembalikan Yusuf kepada ayahnya. Tapi lihat, mereka tidak peduli, hati mereka keras, mereka sudah dipenuhi oleh kebencian. Mereka ga terharu dengan kesedihan dan dukacita ayahnya. Hati mereka keras seperti batu karang. Tidak ada kelemahlembutan di dalam hati Simeon, Lewi, Naftali, Dan, Asyer, Yehuda bahkan Ruben. Semuanya simpan rahasia jahat, semuanya dirikan solidaritas yang menyimpang. Kita harus belajar terharu dengan kesedihan orang lain. Kita harus memiliki kelembutan hati sehingga kita mau bertobat dan mengungkap kebenaran. Jangan keraskan hatimu, jangan keraskan kepalamu. Jadilah jujur, jadilah apa adanya. Jangan biarkan kesedihan orang lain berlanjut karena kebohongan dan kejahatan yang terus kita simpan.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau menyimpan kebohongan begitu lama dan saya tidak mau berbohong kepada ayah saya.
2. Saya tidak mau menimbulkan dukacita karena saya membohongi orang lain dan bersikap jahat terhadap orang lain.
3. Saya mau memiliki kelembutan hati sehingga ketika melihat orang bersedih karena keobohngan yang saya lontarkan, saya mau menyesalinya dan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya.
Tuhan menolong kita. Amin…
Kutipan
Jangan buat orang berdukacita karena kebohonganmu, jangan bikin orang bersedih karena benci yang kau simpan.
26-10-2023
RP
Komentar
Posting Komentar