PEMBOHONG KEJAM
(Kej 37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam." (Kej 37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Shalom, Saudaraku… Sebuah lirik lagu berkata, “Saat tiada jalan, hadapi persoalan, Yesus ada di sana dan memberiku jawaban.”
Saudaraku, waktu itu Yusuf sudah dijual, tapi saudara-saudaranya hadapi persoalan lain, yaitu gimana caranya menyampaikan perihal kondisi Yusuf. Mereka pun mengelabui ayahnya dengan mencelupkan jubah Yusuf ke darah kambing sehingga tampak bahwa Yusuf baru saja diterkam Binatang buas. Yakub yang sudah tua itu melihat bukti palsu yang disodorkan oleh anak-anaknya dan mempercayai kabar kematian Yusuf. Saudara Yusuf berbohong dan itu memberi kesan bahwa mereka pengecut. Ya, ini terdengar kasar, tapi begitulah cara orang pengecut bertindak, yaitu dengan menutupi kesalahan dengan kebohongan. Mereka ga mau dimaharin bapaknya, mereka ga mau ditegur bapaknya sehingga mereka berbohong, mereka cari aman. Banyak orang berbohong supaya dia ga kena marah, ga ditegur dan ga kena hukuman. Kebohongan semacam itu sangatlah berbahaya. Orang yang berbohong adalah pengecut sebab ia tidak berani menanggung konsekuensi dari kesalahannya. Parah sekali…
Saudaraku, para penjahat kelihatannya jagoan dan pemberani tapi giliran diadili, mereka seringkali berbohong dan menutupi kesalahannya. Mereka salahkan orang lain, mereka korbankan orang lain. Perhatikan, untuk membuat skenario Yusuf dibunuh, saudara-saudaranya korbankan 1 kambing supaya darahnya bisa dioleskan ke jubah Yusuf dan mereka juga menyalahkan binatang buas. Renungkan, kambing salah apa? Binatang buas salah apa..? Mereka disalahkan, mereka dijadikan kambing hitam. Inilah yang terjadi pada para pembohong. Mereka lemah sekali sebenarnya tapi tidak mau mengakui kelemahannya. Mereka banyak kekurangan tapi ga mau terbuka dengan kekurangannya. Mereka hanya ingin membenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Itulah yang terjadi pada para pengecut. Mereka ga mau disalahkan sekalipun mereka salah, mereka ga mau ditegur sekalipun mereka patut ditegur, mereka ga mau dihukum sekalipun mereka layak dihukum. Apakah kita pembohong? Apakah kita suka menutupi kesalahan kita dengan dalih yang palsu? Jangan sampai kita jadi pengecut..!!
Saudaraku, tidak ada untungnya berbohong. Di awal mungkin kita merasa aman tapi sadarilah bahwa hati nurani kita akan gelisah terus-menerus dan hidup kita tidak akan nyaman. Hati nurani ga bisa bohong. Hati nurani akan terus menegur diri kita bahwa kita ini pembohong dan bahwa kita ini penipu. Tak ada kegembiraan dalam diri pembohong. Sekalipun ia kaya raya, punya banyak harta dan berlimpah uang, tapi kalau ia raup kekayaannya dengan berbohong, maka makanannya sehari-hari adalah kegelisahan. Jika hadapi suatu masalah, akui saja kekurangan dan kesalahan kita. Jangan berbohong, jangan berdalih. Kita harus belajar untuk jujur, apa adanya dan terbuka dengan apa yang sebenarnya terjadi. Berbohong itu merugikan diri sendiri karena hidup jadi gelisah. Selain itu, berbohong juga merugikan orang lain dan menyakiti mereka. Mereka mungkin ga sadar tapi kita yang sadar harusnya menyesal dengan kebohongan yang sudah kita perbuat kepadanya. Jadi, berbohong bukanlah pilihan. Itu adalah kekejian, itu adalah kesalahan. Jangan pelihara apa yang salah dan buruk. Mari hidup benar, mari hidup jujur, mari hidup murni.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan menangkap 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau berbohong untuk menutupi kesalahan saya.
2. Saya tidak mau menyalahkan orang lain ketika saya yang salah.
3. Saya tidak mau berbohong sebab itu akan membuat saya gelisah dan itu sangat merugikan orang lain.
Tuhan Yesus membimbing kita. Amin..
Kutipan
Pengecut adalah orang yang berbohong, yang berusaha menutupi kesalahannya dengan tipu daya
25-10-2023
RP
Komentar
Posting Komentar