TETAP BAIK MESKI AKU DIBENCI
(Kej 37:14) Kata Israel kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusufpun sampailah ke Sikhem.
Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita limpah dengan syukur dan kebahagiaan ya..
Saudaraku, Yusuf adalah anak kesayangan bapaknya karena dia anak yang nurut. Dia tahu saudara-saudaranya benci ama dia, iri hati ama dia, tapi Yusuf tidak membalas yang jahat dengan yang jahat tapi membalas kejahatan itu dengan kebaikan. Kalau Yusuf kesel dan benci sama saudaranya, maka dia tidak akan mau ikuti perintah ayahnya yang menyuruh dia untuk melihat dan memeriksa saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba. Inilah hati yang murni dan baik, dia tidak akan tersulut kemarahan dan emosi negatif meski sudah mendapat perlakuan jahat dari orang lain. Kita harus tetap baik. Baik itu harus jadi watak yang tidak bergantung situasi dan kondisi. Kita harus baik setiap waktu, setiap saat. Ada orang yang baiknya kalau dia dibaikin tapi kalau dia mendapat perlakuan buruk dari orang lain, dia udah lain, dia ga bisa baik lagi, dia akan terseret dalam keburukan dan kejahatan. Kita ga boleh dipancing oleh situasi dan kondisi. Hati yang baik harus jadi prinsip yang melekat dalam diri kita. Ini karakter yang ga boleh didiskon sedikit pun. Ini harus jadi ketetapan hati kita.
Saudaraku, banyak orang kalau udah benci ga akan mau ketemuan lagi, udah ga sudi untuk bertatap muka. Yusuf masih mau, Yusuf masih bersedia loh untuk ketemu sodara-sodaranya. Kerennya lagi apa? Dia ini seorang diri. Abang-abangnya ada 10 orang dan mereka semua benci sama Yusuf. Bayangin, 1 lawan 10, tapi Yusuf ga takut, Yusuf berani. Kenapa..? Karena ga perlu ada yang ditakutkan ketika kita berbuat baik. Kebaikan itu mengalahkan kejahatan. Ini harus jadi keyakinan hidup kita. Yes, kebaikan itu mengalahkan kejahatan. Jangan cemas, jangan takut. TUHAN pasti menyertai orang-orang baik. Sekalipun ada 10 orang yang membenci kita, iri sama kita dan mau melukai kita, kita ga boleh takut, kita harus tetap maju dalam kebaikan dan kemurnian hati. Itu harus jadi ketetapan hati kita, itu harus jadi prinsip dalam diri kita.
Saudaraku, saya menyadari ada orang yang tidak menyukai saya dengan alasan tertentu. Kita ga bisa kontrol penilaian orang terhadap kita. Ingat, Yesus pun hidup benar dan suci tapi banyak orang benci dan tidak suka kepada Dia. Pak Jokowi pun demikian, sebaik apapun kinerjanya, tetap banyak orang yang ga suka, ada hatersnya, ada orang yang berusaha menjatuhkan beliau. Kita pun diperhadapkan pada kenyataan tersebut. Kita ga bisa menyenangkan semua orang. Kita ga bisa mengatur semua orang untuk suka sama kita. Ya, ada yang tidak suka sama saya. Lalu apa yang saya lakukan? Apakah saya menghindari orang-orang tersebut? Tidak, saya mau menyapa mereka, saya mau memberi salam, saya mau tersenyum saat berpapasan dengan mereka. Kita harus jadi pribadi yang berani menyapa duluan. Meski orang itu benci sama kita, kita ga boleh benci sama dia. Ingat, hal ini. Kita ini harus menjadi orang baik di segala situasi dan keadaan khususnya ketika ada orang yang benci ama kita. Mudah banget jadi orang baik kalau yang lain baik ama kita tapi jadi special dan berharga kalau kita baik sama orang yang benci ama kita. Mari kita ikuti teladan Yusuf.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau memiliki hati yang baik dan kebaikanku tidak boleh dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.
2. Saya mau berani untuk menyatakan kebaikan sebab kebaikan mengalahkan kejahatan.
3. Saya mau tetap baik, tersenyum dan duluan menyapa ketika diperhadapkan dengan orang yang membenci saya.
Tuhan Yesus menolong kita. Amin..
Kutipan
Apapun kondisinya, entah saya dibenci atau disukai, saya tetap memilih untuk jadi orang baik
20-10-2023
RP
Komentar
Posting Komentar