DENGARKAN DAN PERHATIKAN

(Amz 7:24) Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku.


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini..? Kiranya kita penuh dengan sukacita dan kedamaian. Haleluya..


Saudaraku, orang bodoh biasanya menyatakan bahwa dirinya sudah tahu segalanya sedangkan orang bijak menyatakan bahwa aku masih harus banyak belajar, masih harus benyak membaca. Orang bodoh merasa puas dengan pengetahuannya tetapi orang bijak merasa lapar dan merasa belum tahu apa=apa sehingga ia terus belajar. Kita mengakui bahwa orang pintar adalah orang yang suka belajar bahkan belajar sampai S3. Sedangkan di sisi lain orang pintar berkata bahwa dirinya tidak pintar makanya mereka terus belajar sampai S3 karena mereka merasa belum tahu banyak hal. Menarik ya… Di satu sisi orang lain menganggap mereka pintar tetapi orang pintar ini mengakui bahwa dirinya belum pintar makanya ia masih perlu banyak belajar. Yes, kita harus meniru teladan orang bijak dan orang pintar. Mereka selalu rendah hati, mengakui bahwa tidak banyak hal yang ia ketahui sehingga ia perlu banyak belajar dan berguru. Itu hebat banget, itu bijak sekali.


Saudaraku, orang bijak juga suka mendengar dan memperhatikan. Mereka tidak mau menyia-nyiakan pengajaran dari orang bijak. Mereka ingin terus diisi dengan hal-hal positif dan inspiratif dari orang bijak. Mereka menghargai orang yang bicara dan tidak ngerumpi sendiri, tidak main HP dan tidak membuang muka dari orang yang sedang bicara. Mereka menghormati yang sedang bicara dan mendengarkan dengan saksama. Banyak orang mulai abai terhadap orang yang sedang bicara. Mereka tidak memperhatikan pembicara, malah main HP dan tidak fokus mendengar. Mereka bahkan ngobrol dengan orang di sebelahnya dan sama sekali tidak menaruh hormat kepada yang sedang bicara di depan. Itu hal yang sangat memalukan dan menyedihkan. Kita harus jadi orang yang suka mendengar dan memperhatikan sebab ada berkat besar bagi orang yang suka mendengar.


Saudaraku, kita juga bisa menemukan tipe orang-orang yang terlalu banyak bicara. Dia tidak mau bertanya kepada kawan bicaranya sehingga ia tidak mendengar dan tidak mengerti apa yang sedang dialami oleh kawan bicaranya. Yang ia inginkan hanyalah bicara dan ingin didengarkan tetapi dia sendiri tidak mau mendengarkan kawan bicaranya. Ini egois dan buruk sekali. Dalam komunikasi, kita perlu ciptakan interaksi sehingga keduanya sama-sama bicara, sama-sama mendengar, sama-sama mengerti. Maka perlu ada yang bertanya. Jangan cuma ngomong doang tanpa bertanya. Kita harus belajar peduli terhadap orang lain. Kalau kita cuma jago ngomong dan ga mau denger orang lain, kita bagaikan orang bodoh. Kita tidak boleh monopoli pembicaraan. Ingat, kita juga harus peduli, kita harus kasih perhatian kepada kawan bicara. Kita harus juga mendengarkan apa yang mau dia ceritakan dan bagikan. Mari kita saling menghargai dan memberi hormat saat berkomunikasi.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau jadi orang bijak dan orang pintar yang terus belajar, belajar dan belajar. 

2. Saya mau jadi orang yang suka mendengar dan memperhatikan perkataan orang bijak. 

3. Saya mau menghargai dan menghormati kawan bicara saya dan tidak memonopoli pembicaraan.

Tuhan Yesus menolong kita. Amin.. 


Kutipan

Jadilah pendengar yang baik dan pemerhati yang bijak


21-03-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT