HIKMAT BERTEBARAN DI MANA-MANA

(Amz 8:1) Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? (Amz 8:2) Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri, (Amz 8:3) di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring:


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita penuh dengan ucapan syukur dan kita akan terus berterima kasih untuk kebaikan TUHAN.


Saudaraku, hikmat itu ada di mana-mana dan ia berseru-seru dengan nyaring supaya kita menjadi orang-orang yang terdidik, berpengertian dan memahami hal-hal positif. Kita harus membuka mata lebar-lebar, membuka telinga lebar-lebar, membuka pikiran seluas-luasnya dan membuka hati selapang-lapangnya untuk menerima hikmat dari TUHAN. Kita perlu mengarahkan diri pada apa yang baik. Kita bisa dapatkan begitu banyak konten positif yang bertebaran di Youtube dan Instagram dan Facebook dan Tiktok dan media sosial lainnya. Banyak akun yang menawarkan hikmat kepada kita. Apakah kita baca? Apakah kita mempelajarinya? Atau kita mengabaikannya dan melewatkannya begitu saja? Seringkali kita abai dan masa bodoh dengan hal-hal yang bersifat mengajar. Kita seringkali anggap enteng segala hal yang sifatnya mendidik. Sayang seribu sayang, yang mengandung hikmat diabaikan, yang ga ada faedahnya ditonton berjam-jam. Kita jadi salah besar dalam menggunakan waktu. Hikmat kita acuhkan dan kebodohan kita perhatikan. Begitu sayangnya waktu dan energi kita terbuang.


Saudaraku, sebagai orang Kristen yang bergereja, kita pun sering sekali diberikan informasi bahwa ada kebaktian rumah tangga, ada persekutuan pria, persekutuan wanita, persekutuan pemuda dan remaja. Banyak kegiatan gereja yang bisa kita ikuti. Di situ pun kita bisa belajar banyak hal. Banyak hikmat yang disebarkan di sana. Apa langkah kita? Seringkali kita malas dan ogah mengikuti kegiatan yang positif di gereja. Kita malah menonton TV dan habiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Seharusnya kita rajin dalam segala hal yang sifatnya positif. Jangan melulu lihat HP, lihat video tiktok dan lain sebagainya. Kita harus belajar untuk terlibat dalam persekutuan sehingga iman kita bertumbuh. Kita perlu sharing dengan saudara seiman tentang kehidupan kita sehingga ia pun akan menguatkan kita dengan kebenaran firman TUHAN. Kita perlu terus belajar tentang hikmat dan semakin giat memperoleh hikmat.


Saudaraku, kita harus mengakui dengan rendah hati bahwa kita tidak kekurangan bahan untuk belajar. Kita hanya kurang gairah, kemauan dan kerajinan dalam belajar dan memperoleh hikmat. Orang yang malas memperoleh hikmat akan alami kemiskinan, kemelaratan dan kesengsaraan. Orang yang terus hidup di zona nyaman akan dipukul oleh kerasnya dunia. Kita yang melatih diri untuk terus belajar hikmat, terus bersedia dididik dengan keras justru akan mendapatkan perlakuan yang baik dari dunia. Saya pun terus melatih diri untuk belajar ini dan itu. Saya tidak boleh malas dan hidup dengan mood. Saya harus belajar mendisiplinkan diri untuk lakukan kegiatan positif. Seperti halnya menulis renungan, hal ini saya lakukan atas dasar disiplin bukan mood. Saya menulis renungan pun salah satunya ialah untuk memperoleh kekayaan hikmat TUHAN dan mengalami didikan TUHAN yang mendalam. Begitu indahnya hidup dalam hikmat dan didikan TUHAN.

Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau fokus pada hikmat yang bertebaran mengelilingi saya.

2. Saya mau giat memperoleh hikmat melalui persekutuan yang diadakan gereja. 

3. Saya mau terus dididik oleh TUHAN dan menggali kekayaan hikmat TUHAN.

Tuhan Yesus mengajar kita. Amin..


Kutipan

Hikmat bertebaran di mana-mana. Perolehlah itu dan alamilah kuasa hikmat Allah.


22-03-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT