SI TUKANG REBAHAN

(Amz 6:9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (Amz 6:10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" –


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu dilingkupi rasa syukur dan sukacita di dalam TUHAN… 


Saudaraku, ciri pemalas itu suka tidur, rebahan dan berbaring. Saya pernah tanya ke beberapa orang, hobinya apa? Dijawabnya adalah tidur. Tidur jadi hobi. Ampun dah… Mending kalau dia orang yang sudah berhasil, raih berbagai pencapaian dan sudah sukses. Ini belum raih prestasi apa pun, masih biasa-biasa tapi sudah hobi tidur. Ampun dah.. Kasur menjadi tempat yang nyaman tetapi tidak aman untuk menggapai mimpi kita. Kalau kita keseringan tidur dan rebahan di ranjang, kapan geraknya? Kapan kerjanya? Banyak orang kerja hanya sekadar kerja. Di kantor kerja 8 jam, habis itu istirahat, tidur, bobo, berbaring, rebahan dan itu diulang-ulang, begitu-gitu aja. Setelah itu hari Sabtu dan Minggu pun dipakai untuk istirahat, untuk tidur dan rebahan. Sungguh lesu dan lemah sekali.. Anak muda tidak boleh seloyo itu. Kita harus kuat, rajin bekerja, gunakan daya pikir dan kreativitas kita untuk berkarya. Orang malas pasti miskin di kemudian hari. Rasanya enak bisa tidur-tiduran tapi kelak akan menyesal karena hasil dari kemalasan adalah kemiskinan. 


Saudaraku, kalau saya malas, pasti saya menderita dan hidup susah. Kalau kita lembek sama diri sendiri maka dunia akan keras sama kita tapi kalau kita keras sama diri sendiri maka dunia akan lembut sama kita. Anak muda perlu disadarkan tentang harga rumah, harga pernikahan, harga mobil dan harga-harga lainnya. Anak muda perlu disadarkan bahwa masa muda adalah kesempatan untuk memberi kepada orang tua bukan jadi beban keluarga lagi. Biaya rumah itu sudah mahal-mahal, yang sederhana di Tangerang saja sudah 500 juta ke atas harganya. Gimana mau dapat duit untuk bayar DP dan cicilan kalau kerja males-malesan? Kita udah ga bisa cuma mengandalkan 1 keran penghasilan. Kita perlu beberapa keran penghasilan lainnya untuk menunjang kebutuhan membeli rumah juga persiapan menikah. Kalau males-malesan, orang itu hanya akan jadi beban keluarga, jadi beban buat banyak orang bahkan tidak pernah bisa punya rumah, tidak pernah bisa adakan resepsi pernikahan yang butuh biaya besar. Kita harus rajin bekerja dan berusaha lebih keras.


Saudaraku, orang rajin itu melangkah dengan perlahan namun pasti dan ia akan membentuk karakter yang bagus untuk bisa berhasil di masa mendatang. Kita harus setia dahulu dalam perkara kecil. Kerajinan kita sangat diuji dari inisiatif kita. Kalau kita ga pernah mau inisiatif untuk bersih-bersih, ga mau nolong orang, ga peduli sama kondisi sekitar, maka kita kategori orang pasif dan pemalas. Orang rajin itu cirinya suka membantu sesame dan senang menolong orang lain. Pemalas hanya peduli sama dirinya sendiri dan ga memperhatikan sesamanya. Bahkan dirinya sendiri pun seringkali tidak dipedulikan. Dia hanya tahu keinginan dan tidak tahu kebutuhan. Udah tahu dia butuh dana untuk beli rumah tapi dia hanya ingin main game, liat-liat sosial media, tidur-tiduran dan nongkrong ga jelas. Gimana mau berhasil…? TUHAN sudah beri kekuatan dan akal pikiran agar digunakan supaya bisa jadi berkat bagi banyak orang minimal buat diri sendiri. Mari kita jadi pribadi yang rajin, yang menyingkirkan kemalasan.

Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya tidak mau menjadi orang yang suka tidur, rebahan dan berbaring di kasur. 

2. Saya mau bekerja lebih keras dan menjadi pribadi yang rajin. 

3. Saya mau jadi pribadi yang berinisiatif dalam membantu dan menolong sesama.

Tuhan Yesus melatih kita. Amin.. 

Kutipan

Orang malas adalah beban keluarga, memberi contoh buruk dan tidak patut ditiru


17-03-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT