DISIPLIN ITU BENTUK KASIH

(Amz 23:14) Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.


Shalom, Saudaraku.. Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan sukacita Allah selalu melimpah atas hidup kita.. 


Saudaraku, mendidik itu menjadi bagian penting dalam pengembangan diri seseorang. Didikan kita tidak boleh lemah. Kasih itu tidak memanjakan anak tetapi mendidik anak dengan disiplin. Memukul dengan rotan melambangkan kedisiplinan dalam mendidik. Kita harus bersedia tegas dan jelas dalam mendidik. Jangan kita terlalu kasihan saat mendidik anak kita. Kalau kita terlalu kasihan, maka kita akan memanjakan anak tetapi efeknya adalah dia akan jadi anak yang lemah, manja dan cengeng. Hasil didikan yang manja hanya akan merepotkan orang tuanya di masa depan. Anak akan ketergantungan dengan belaian dan kasih sayang orang tua. Ia tidak bisa mandiri, tidak bisa ambil keputusan sendiri, tidak bisa bertahan hidup, tidak bisa adaptasi dengan lingkungan yang keras dan tegas. Kasian si anak itu kalau dapat perlakuan dan didikan yang lembek selama masa kecil dan remajanya. Kita harus melihat efek jangka panjang. Ketika kita tegas dalam mendidik anak dengan disiplin, maka saat ini ia merasa sakit dan sengsara tapi efek jangka panjangnya ialah anak kita akan menjadi tangguh, kuat dan tegar. Ia akan menjadi pribadi yang hebat, dahsyat dan unggul.


Saudaraku, disiplin adalah bentuk kasih yang nyata dari orang tua terhadap anak. Jangan anggap orang tua suka marah, suka keras dan suka ngambek. Tidak, orang tua justru memberi disiplin karena ia begitu menyayangi kita. TUHAN pun menyesah dan menghajar anak yang dikasihi-Nya. Begitu luar biasa, kan? Jadi hajaran TUHAN bukanlah karena Ia ingin membinasakan anak-Nya melainkan karena Ia ingin agar kita kembali ke jalan yang benar, mengandalkan Dia dan berserah kepada-Nya. Kita harus peka dengan hajaran TUHAN yang punya maksud baik. Jangan pernah berprasangka buruk terhadap TUHAN. Segala didikan, hajaran dan ganjaran yang TUHAN izinkan selalu mendatangkan kebaikan. Tak pernah Ia merancangkan rencana kecelakaan bagimu tetapi Ia selalu memberi rancangan yang penuh dengan damai sejahtera dan kebaikan. Motivasi hati inilah yang harus kita miliki ketika mendidik anak. Miliki kemurnian hati untuk mengasihi anak melalui didikan yang tegas dan disiplin.


Saudaraku, ketika orang bersalah lalu kita membiarkannya, maka itu menyatakan bahwa kita tidak mengasihi orang itu. Itu hanya mau menandakan bahwa kita tidak peduli dengan orang itu. Tidak hanya anak, teman kita pun harus terima didikan dari kita, saudara dan tetangga pun bisa diberi peringatan. Kita harus peduli kepada semua orang di sekeliling kita. Kalau kita diam, itu tanda tidak peduli. Kalau kita menegur dan memperingatkannya, maka kita peduli dan menyayangi orang itu. Kita harus belajar untuk jadi pribadi yang peduli, yang sayang, yang cinta kepada sesama. Jangan kita cuek dan bersikap acuh. Tuhan Yesus tidak pernah berlaku demikian. Ia menegur orang yang jahat dan busuk hatinya. Orang Farisi yang dihormati oleh masyarakat pun ditegur dengan jujur dan terus terang oleh Yesus. Ia tidak takut dan gentar menegur orang Farisi dan ahli Taurat. Kenapa Yesus menegur? Karena kebenaran harus dinyatakan dan TUHAN mau supaya mereka bertobat, mengakui dosanya, menyesal dan berbalik kepada Dia. Ini yang harus kita lakukan. Ini yang menandakan Yesus peduli kepada orang berdosa. Kita pun harus peduli kepada mereka yang masih hidup dalam dosa.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya tidak mau memanjakan anak tetapi ingin mendidik anak dengan tegas dan disiplin. 

2. Saya mau mengasihi anak dan menyanyanginya melalui didikan yang disiplin. 

3. Saya mau peduli kepada orang lain dengan cara menegur dan memperingatkannya.

Tuhan Yesus menopang kita. Amin.. 😇😊😃


Kutipan

Didikan yang tegas bukanlah kekerasan melainkan kasih yang jujur dan kepedulian yang nyata.


07-11-2024

RIaldi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT