JANGAN SENANG KALAU MUSUHMU JATUH!
(Amz 24:17) Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok, (Amz 24:18) supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.
Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus sangat mengasihi dan mencintai kita. Haleluya..
Saudaraku, baru-baru ini tersebar video yang sangat viral, yaitu salah satu pemuka agama terkenal mengolok-olok seorang pedangan es di muka umum. Pedagang es ini mendengar cibiran yang kasar. Lalu di sekeliling pemuka agama yang menghina ini ada orang-orang dan mereka semua bersukacita, bergirang dan tertawa sampai terbahak-bahak saat hinaan itu dilontarkan ke pedagang kecil tersebut. Sungguh ini sikap yang memprihatinkan dari para pemuka agama. Saat orang dihina dan direndahkan, kita tidak boleh bersukacita dan menertawakan hal tersebut. Kita justru harus prihatin dan menegur orang yang menghina itu bukan malah mendukung sikapnya yang tidak patut itu. Kita tidak boleh bersukacita kalau orang lain alami kejatuhan. Bahkan Alkitab pun mengajar kita untuk tidak menertawakan musuh yang sedang jatuh. Dunia ini seringkali mengajar agar kita mendoakan musuh kita supaya jatuh. Kalau mereka benar-benar jatuh, maka dia bisa bersukacita karena kejatuhan musuhnya. Hal ini bertentangan dengan ajaran firman Tuhan. Kita ga boleh senang atas kejatuhan siapa pun termasuk musuh kita.
Saudaraku, kita mesti memiliki sikap hati yang benar. Saat Yesus hendak ditangkap, banyak orang siap menyergap. Lalu ada Petrus yang menyandang pedang. Dia bertindak untuk membela Yesus dengan memutuskan telinga salah seorang utusan dari Imam Besar, namanya Malkhus yang hendak menangkap Yesus. Namun apa yang Yesus lakukan kepada “musuh-Nya?” Petrus membenci musuh-Nya tetapi Yesus mengasihi musuh-Nya. Yesus mengadakan mukjizat kesembuhan ilahi terakhir untuk musuh-Nya, yaitu Malkhus. Bayangkan, secara logika dunia, harusnya Yesus bersyukur atas tindakan Petrus yang membela-Nya tetapi sudut pandang sorgawi tidak demikian. Sudut pandang sorgawi adalah kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu. Yesus menyembuhkan Malkhus sehingga telinganya pulih kembali dan ini adalah teladan yang sangat mulia bagi kita. Demikianlah kita harus memperlakukan musuh kita, yaitu dengan kasih bukan kebencian.
Saudaraku, kalau kita yang mengambil-alih peran Tuhan yang punya hak untuk menghakimi, menghukum dan memurkai, maka Tuhan sendiri akan mengalihkan hukumannya dari musuh ktia kepada diri kita. Maka, ketika musuh menyakiti kita, maka jangan balas dendam, jangan menyakiti musuh kita. Biarkan Tuhan yang menghajar musuh kita. Jangan ambil peran dan hak Tuhan. Itu sikap yang sembrono dan tak patut. Tuhan bisa jadi menyerang kita bukan musuh kita. Karena itu jangan sembarangan dalam bertindak. Kita harus mendasari hidup kita dengan kasih, kasih dan kasih. Jangan kita jadi orang yang sembarangan menghajar dan menghakimi orang lain. Kita harus serahkan segala pembalasan kepada Tuhan. Pembalasan kita kepada musuh adalah ganti kejahatan dengan kebaikan, ganti benci menjadi kasih. Itulah yang akan mengukuhkan identitas kita sebagai orang Kristen.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau bersukacita atas kejatuhan orang lain atau musuh.
2. Saya mau memperlakukan musuh saya dengan kasih bukan kebencian.
3. Saya tidak mau mengambil peran dan hak Tuhan dalam membalas kejahatan musuh.
Tuhan Yesus menopang kita. Amin.. 🙏🏽😇😊
Kutipan
Bersukacita di atas penderitaan orang lain akan mengundang murka Tuhan yang akan menggantikan sukacitamu menjadi ratapan.
09-12-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar