JANJI PALSU
(Amz 25:14) Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
Shalom, Saudaraku.. Apa kabarnya hari ini? Kiranya hati dan pikiran kita senantiasa dipenuhi oleh kasih Tuhan..
Saudaraku, awan dan angin menjadi pertanda akan adanya hujan. Kalau sudah ada awan hitam dan angin tapi nda hujan, ini agak aneh, ini janggal. Nah, dalam kehidupan sehari-hari, ternyata kita juga suka menemukan orang yang berkata-kata manis, tampak meyakinkan, punya janji yang menarik tapi janji itu tidak pernah terpenuhi dan tidak ada tindakan untuk memenuhi janji itu. Nah, pernah alami hal yang sama? Ya, banyak orang cuma jago ngomong. Ada orang yang berkata, “Saya akan naikkan gaji kamu 3 kali lipat.” Ngomong kan gampang ya, setelah pegawai ini bekerja keras dan memberikan kontribusi yang terbaik untuk kantornya, bos ini tidak kunjung menaikkan gaji pegawainya. Inilah awan dan angin tapi tanpa hujan. Kita harus menghindar dari janji kosong. Jangan kasih harapan palsu. Orang zaman now berkata, jangan PHP, jangan jadi pemberi harapan palsu sebab itu sangat menyakitkan.
Saudaraku, mirisnya ada orang yang sombong dengan janji yang diucapkannya. Aneh ya.. Orang ini pintar ngomong tapi nol dalam tindakan. Dia berjanji akan kasih tiket pesawat gratis kalau ada yang berhasil menang lomba. Setelah berjanji, ia menyombongkan diri karena ia tampak baik, murah hati dan kaya raya. Pemenang lomba sudah didapat, katanya 2 minggu setelah lomba, hadiah akan diberikan, tapi sudah 2 minggu ternyata hadiahnya tak kunjung nyata. Ternyata dia cuma modal ngomong dan sama sekali tidak menunaikan janjinya sama sekali. Ini sangat menyedihkan dan miris sekali. Ngomong jago, tindakan ga ada. Cuma jago ngomong tapi sudah penuh kesombongan. Ini sangat amat menyedihkan.
Saudaraku, sebagai orang tua, kita pun harus introspeksi diri. Banyak orang tua berjanji kepada anaknya tetapi itu cuma rayuan agar anaknya nurut dengan orang tua. Papa bilang makan dulu kepada anaknya, nanti kalau mau makan sampai habis, papa belikan mainan. Anak yang sudah mendengar janji dari sang papa sangat senang sehingga ia makan sampai habis. Setelah makanan habis, ternyata papa tidak belikan mainan untuk anaknya. Papa hanya merayu supaya anaknya mau makan. Anaknya pun kecewa, nangis dan marah kepada papanya. Hal ini perlu kita hindari. Jangan memberi harapan kalau tidak bisa memenuhinya, jangan menjanjikan sesuatu kalau itu cuma untuk merayu. Kita harus belajar berkata benar, apa adanya dan tidak berlebihan. Jangan sampai di awal kedengarannya enak tapi itu cuma janji manis yang palsu. Pasti menyakitkan dan mengecewakan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau jadi pemberi harapan palsu.
2. Saya tidak mau jadi orang yang jago berjanji tapi nol dalam tindakan.
3. Saya tidak mau merayu orang dengan janji manis yang palsu.
Tuhan Yesus menopang kita senantiasa. Amin.. 😇😃😊
Kutipan
Janji palsu memang manis pada awalnya tetapi mengandung racun yang mengecewakan pada akhirnya.
31-12-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar