AMSAL ORANG BODOH

(Amsal 26:7) "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh."


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Semoga kasih Tuhan senantiasa menyertai kita.


Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar banyak kata-kata dan nasihat dari berbagai orang. Ada yang bijak, ada pula yang sekadar omong kosong. Amsal 26:7 mengingatkan kita tentang bahaya perkataan orang bebal. Kata-kata mereka seperti amsal yang tidak berarti—hanya menjadi beban dan tidak memberikan manfaat, seperti kaki yang terkulai pada orang lumpuh yang tidak bisa bergerak. Perkataan mereka tidak membawa solusi, hanya menciptakan kebingungan atau bahkan kerusakan. Contoh Amsal dari orang bebal adalah “Percuma kerja keras, yang penting itu modal tampang.” Lalu ada lagi yang bilang, “Jangan pernah minta maaf, itu hanya menunjukkan kelemahan.” Kedengarannya kalimat ini benar tapi itu adalah amsal orang bebal yang hanya mencari pembenaran. Ucapannya terdengar bijak padahal mengandung kepalsuan dan kebodohan.


Saudaraku, ketika kita berbicara, kita harus berhati-hati. Amsal yang kita ucapkan hendaknya membawa hikmat dan kehidupan bagi orang lain. Tapi, ketika kita berhadapan dengan orang yang tidak bijaksana, kita harus berhati-hati agar kata-kata kita tidak jatuh pada tempat yang sia-sia. Orang bodoh suka nampak bijak padahal keliru. Mereka mengatakan, “Urus hidup masing-masing.” Waduh, ketika orang bodoh diberi nasihat, mereka melakukan pembelaan dan pertahanan dengan mengatakan kalimat tersebut. Padahal sebagai mahluk sosial, kita harus saling memperhatikan dan saling mempedulikan. Kalau kita urus hidup masing-masing, itu bertentangan dengan prinsip kasih yang mana harus melibatkan orang lain, harus terlibat dalam hidup orang lain. Jadi kita nda bisa urus hidup masing-masing. Kita harus bersedia ketika orang lain mau memberi nasihat dan didikan saat kita salah. Biarlah orang mengurus hidup kita dalam hal memberi nasihat dan didikan supaya kita jadi lebih baik lagi.

 

Saudaraku, ketika kita mendengar perkataan orang yang tidak bijak, kita tidak harus membalas dengan kebodohan yang sama. Sebaliknya, mari kita jaga perkataan kita agar tidak terjebak dalam percakapan yang tidak bermakna. Kita bisa memilih untuk diam atau memberi jawaban yang bijaksana, supaya tidak terjerumus ke dalam keributan atau kebingungan yang tidak perlu. Tuhan mengajarkan kita untuk berbicara dengan hikmat, dengan tujuan membangun dan menyegarkan hati orang lain. Seperti yang tertulis dalam Amsal 16:24, "Kata-kata yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi jiwa dan obat bagi tulang." Mari kita berusaha menjadi pembicara yang membawa kehidupan, bukan pembicara yang justru menambah beban.


Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:

1. Saya mau berbicara dengan hikmat, yang membangun dan memberi manfaat.

2. Saya tidak mau terjebak dalam amsal orang bodoh.

3. Saya mau mendengarkan dengan bijak dan berbicara untuk menguatkan orang lain.

Tuhan Yesus memberi kita hikmat untuk berkata-kata dengan penuh kasih dan kebenaran. Amin. 😊🙏


Kutipan: 

"Perkataan yang bijaksana bukan hanya mengisi ruang, tetapi memberi arti bagi orang yang mendengarnya."


19-01-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT