BERHIKMAT DALAM MEMILIH ORANG UNTUK BEKERJA
(Amsal 26:10) “Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.”
Shalom, Saudaraku... Apa kabar hari ini? Kiranya damai dan sukacita Tuhan menyertai kita semua.
Saudaraku, pernahkah kita menyaksikan bagaimana keputusan yang kurang bijaksana dalam memilih seseorang untuk menjalankan tanggung jawab dapat membawa masalah besar? Amsal 26:10 mengingatkan kita tentang bahaya mempekerjakan orang yang tidak bijaksana atau tidak bertanggung jawab. Orang yang bebal digambarkan seperti pemanah yang melukai siapa saja di sekitarnya—tidak ada tujuan yang jelas, hanya menghasilkan kerusakan dan kebingungan. Bayangkan, jika kita mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki integritas atau kemampuan, apa yang terjadi? Tugas-tugas bisa terbengkalai, rekan kerja bisa terluka secara emosional, dan bahkan reputasi perusahaan bisa rusak. Lebih buruk lagi, jika kita menyerahkan tanggung jawab kepada orang yang hanya “kebetulan lewat,” atau tidak memahami pekerjaannya, hasilnya akan membawa banyak kerugian.
Saudaraku, kita diajar untuk berhikmat dalam memilih orang yang akan mengemban tanggung jawab._ Jangan hanya karena rasa kasihan atau tergesa-gesa, kita mempercayakan sesuatu kepada orang yang tidak siap atau tidak layak. Tuhan ingin kita bertanggung jawab dalam setiap keputusan, termasuk dalam memilih orang untuk bekerja. Kita harus mengutamakan hikmat, doa, dan pertimbangan matang dalam setiap langkah kita. Dalam hidup sehari-hari, prinsip ini juga berlaku. Misalnya, saat kita memilih teman untuk proyek penting, melibatkan seseorang dalam pelayanan, atau bahkan saat mempercayakan sesuatu yang berharga. Jangan sampai kita sembarangan sehingga justru membawa kerusakan bagi diri sendiri atau orang lain._
Saudaraku, kita harus melihat bahwa orang yang bekerja dengan kita adalah aset yang sangat berharga sehingga perlu selektif dan berhikmat dalam menentukannya. Dalam suatu perusahaan, dari 5000 yang daftar, hanya 5 sampai 7 orang yang dterima. Artinya ada seleksi ketat dari semua orang yang melamar kerja dan didapat hanya 7 orang terbaik di antara 5000 orang. Lalu setelah dapat 7 orang terbaik, mereka tidak langsung bekerja tetapi harus menjalani serangkaian training terlebih dahulu. Proses ini bisa kita temukan di berbagai perusahan besar seperti BCA, Mandiri, juga perusahaan di tempat saya bekerja, yaitu GMF AeroAsia. Kami memastikan bahwa pegawai mengerti banyak hal sebelum bekerja sehingga perlu diadakan pelatihan bagi calon pegawai. Kepercayaan kita bisa makin bertambah seiring dengan meningkatkan kemampuan dan karakter dari orang yang kita percayakan.
Puji Tuhan, hari ini kita belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:
1. Saya mau berhikmat dalam memilih orang untuk bertanggung jawab atas pekerjaan.
2. Saya mau meminta hikmat dari Tuhan dalam setiap keputusan penting.
3. Saya mau melatih orang yang saya percaya agar ia punya kemampuan yang baik dalam bekerja.
Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita menjadi orang yang bijak dan penuh kasih dalam setiap aspek hidup kita. Amin. ππ
Kutipan:
"Memilih dengan bijak adalah tanda ketaatan kepada Tuhan; sembarangan memilih adalah jalan menuju kehancuran."
22-01-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar