DURI DI TANGAN PEMABUK

(Amsal 26:9) "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk."


Shalom, Saudaraku. Apa kabar hari ini? Kiranya sukacita dan berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua.


Saudaraku, pernahkah kita mendengar seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang benar, tetapi kehidupannya justru tidak mencerminkan apa yang ia katakan? Atau mungkin, ada orang yang mengutip firman Tuhan tetapi menggunakan ayat itu untuk membenarkan perilaku yang salah? Amsal 26:9 memberikan gambaran yang jelas tentang situasi ini. Dikatakan bahwa "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk." Artinya, meskipun kata-kata mereka terdengar benar, sebenarnya itu tidak membawa manfaat apa pun. Bahkan, seperti duri yang menusuk tangan seorang pemabuk, itu bisa menyakitkan dan merugikan. Orang bebal bisa mencari pembenaran dari Alkitab tapi konteksnya salah dan keliru. Misal dalam hal bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Firman itu dikutip dan itu menguatkan dirinya untuk tetap hidup dalam dosa karena memang manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Dia juga terus menguatkan pembenarannya dengan menyatakan bahwa manusia itu memang kodratnya jahat, hina dan buruk sehingga tidak bisa lagi diperbaiki. Hal itu menguatkan dirinya untuk tetap tinggal dalam dosa. Dia memang benar mengucapkan hal itu tapi kalau mengutip hanya sebagian dan tidak menerima firman secara utuh, maka pengertiannya akan buram, kabur dan keliru. Itulah yang terjadi pada seorang pemabuk.


Saudaraku, orang bebal bisa saja mengutip hikmat atau firman Tuhan, tetapi mereka tidak mengerti maknanya. Sama seperti pemabuk yang tidak sadar akan luka di tangannya, orang bebal tidak sadar bahwa kata-kata mereka dapat melukai diri sendiri dan orang lain. Mereka berbicara tentang hikmat, tetapi hidup mereka jauh dari kebijaksanaan. Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya berbicara tentang firman Tuhan, tetapi juga hidup di dalam firman itu.


Saudaraku, firman Tuhan bukanlah sekadar kata-kata yang indah untuk diucapkan. Firman Tuhan adalah kebenaran yang harus kita hidupi. Ketika kita mengutip firman Tuhan, kita harus melakukannya dengan pengertian yang benar dan hati yang takut akan Tuhan. Jangan sampai kita menjadi seperti orang bebal yang berbicara hikmat tetapi hidup dalam kebodohan. Sebaliknya, mari kita menjadi teladan dengan cara hidup yang mencerminkan firman Tuhan. Jangan cuma inget dan jago ngomongin firman tapi tindakannya sama sekali tidak menghidupi firman. Mari jauhi kebebalan dan kebodohan hidup.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:

1. Saya mau memahami firman Tuhan dengan benar, bukan hanya mengutipnya tanpa pengertian.

2. Saya mau hidup sesuai dengan firman Tuhan, sehingga menjadi teladan bagi orang lain.

3. Saya tidak mau menggunakan firman Tuhan untuk membenarkan tindakan yang salah, tetapi untuk membawa kebenaran.


Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk tidak hanya berbicara tentang firman-Nya, tetapi juga hidup di dalam kebenaran-Nya. Amin. 😊🙏


Kutipan:

"Kata-kata hikmat tanpa kehidupan yang bijaksana hanyalah duri yang melukai."


21-01-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT