MEMBALAS DENGAN KASIH
(Amsal 25:22) Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.
Shalom, Saudaraku yang terkasih. Kiranya damai sejahtera Tuhan selalu memenuhi hati kita semua.
Saudaraku, ayat ini sering kali membuat kita berpikir: apa artinya "menimbun bara api di atas kepala"? Apakah ini berarti memberikan hukuman atau rasa bersalah kepada musuh? Tidak, Saudaraku. Makna di balik ayat ini lebih dalam dari itu. "Menimbun bara api" adalah tindakan kasih yang membakar rasa dendam dan kebencian, sehingga menghasilkan kesadaran dan pertobatan. Alkitab mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini. Ketika kita berbuat baik kepada musuh—memberi makan saat mereka lapar atau memberi minum saat mereka haus—kita sebenarnya sedang mempraktikkan kasih Allah yang melampaui pemikiran manusia. Tindakan kasih ini mungkin sulit dilakukan, tetapi dampaknya luar biasa.
Saudaraku, mengapa kita harus berbuat baik kepada musuh? Kasih mengalahkan kebencian. _Ketika kita memilih untuk membalas kebencian dengan kebaikan, kita sedang memadamkan api kebencian yang ada di hati kita dan juga di hati musuh kita. Kasih adalah kekuatan yang mampu meluluhkan hati yang keras dan membuka jalan bagi perdamaian. TUHAN yang akan membalas. Ayat ini mengingatkan kita bahwa pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita. Ketika kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan tetap setia pada firman-Nya, Dia akan membalas perbuatan kita dengan keadilan-Nya. Kita tidak perlu khawatir akan keadilan, karena Allah adalah Hakim yang adil._
Saudaraku, ada contoh nyata kasih yang mengubahkan. Saya pernah mendengar kisah seorang ibu yang anaknya dibunuh dengan kejam. Awalnya, ibu ini sangat terluka dan menyimpan dendam mendalam kepada pelaku. Namun, setelah bertahun-tahun bergumul dengan firman Tuhan, ia memutuskan untuk mengampuni pelaku kejahatan itu. Bahkan, ia mengunjungi pelaku di penjara dan mendoakan dia. Pengampunan itu membawa perubahan besar dalam hidup pelaku. Ia bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa kasih adalah senjata terkuat yang kita miliki sebagai anak-anak Allah. Ketika seseorang menyakiti kita, jangan balas dengan kata-kata kasar atau dendam. Sebaliknya, berdoalah agar Tuhan memberi kita kekuatan untuk membalas dengan kebaikan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau membakar kebencian dan dendam menjadi kasih dan pertobatan.
2. Saya mau berinisiatif untuk mengampuni lebih dulu, meskipun orang lain bersalah terhadap saya.
3. Saya mau percaya bahwa Tuhan melihat segala perbuatan saya dan Dia akan memberikan upah yang sesuai.
Tuhan Yesus mengasihi kita.. 😃🫰😇
Kutipan
Mengasihi musuh adalah cara kita menaruh bara api kasih di atas hati mereka, yang dapat membakar kebencian menjadi pertobatan. Jangan takut berbuat baik, karena Tuhanlah yang akan membalas segalanya kepada kita.
06-01-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar