PILIH KEDAMAIAN
(Amsal 25:24) Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
Shalom, Saudaraku... Kiranya kasih dan damai dari Tuhan selalu melimpah atas hidup kita.
Saudaraku, hidup dalam kedamaian adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada situasi di mana kita dihadapkan pada konflik atau pertengkaran, khususnya di lingkungan terdekat kita, seperti rumah tangga. Amsal 25:24 memberikan peringatan bijak bahwa lebih baik memilih tempat yang tidak nyaman, seperti sudut sotoh rumah, daripada hidup dalam suasana yang penuh pertengkaran. Kedamaian lebih penting daripada kenyamanan. Ayat ini menggambarkan bagaimana kedamaian jiwa jauh lebih berharga daripada kenyamanan fisik. Tinggal di sudut sotoh rumah tentu tidak nyaman, tetapi itu lebih baik daripada harus tinggal dalam situasi yang merusak hati dan pikiran. Perlu kita renungkan, apakah kita sudah berusaha menciptakan suasana damai dalam rumah tangga kita? Atau justru kita sering menjadi penyebab konflik?
Saudaraku, kita harus menghindari konflik yang tidak perlu. Dalam rumah tangga, komunikasi yang buruk atau emosi yang tidak terkendali sering kali menjadi penyebab konflik. Kita perlu belajar untuk meredam emosi dan mengutamakan kesabaran. Coba renungkan dengan jujur, apakah kita mudah terpancing emosi? Bagaimana cara kita merespons saat suasana rumah menjadi tegang? Tidak hanya menghindari konflik, kita juga dipanggil untuk menjadi pembawa damai. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menjadi teladan dalam mengupayakan harmoni dalam hubungan, baik di rumah maupun di komunitas. Lagi-lagi kita perlu merenungkan, apakah perkataan dan tindakan kita membawa damai bagi keluarga atau justru memperkeruh suasana?
Saudaraku, tindakan nyata yang harus kita lakukan ialah kita harus menjaga perkataan. _*Ya, kita mesti memilih kata-kata yang membangun dan menguatkan, bukan yang menyakitkan atau menyinggung. Kita juga harus melatih kesabaran. Ketika menghadapi situasi yang memicu emosi, berdoalah dan mintalah hikmat dari Tuhan untuk merespons dengan bijak. Lalu, bersikap rendah hati adalah kunci dari kedamaian. Jangan ragu untuk meminta maaf terlebih dahulu jika kita berbuat salah.
Saya pernah mendengar kisah seorang ayah yang dikenal sebagai orang yang suka bertengkar. Suasana rumahnya selalu penuh ketegangan. Namun, suatu hari ia membaca ayat ini dan mulai merenungkan betapa pentingnya kedamaian dalam rumah tangganya. Ia memutuskan untuk berubah. Dengan pertolongan Tuhan, ia mulai belajar mengendalikan emosinya, berbicara dengan lemah lembut, dan meminta maaf kepada keluarganya. Perubahan itu membawa damai sejahtera di rumahnya, dan hubungan keluarganya menjadi jauh lebih harmonis.*_
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau mengutamakan kedamaian daripada kenyamanan.
2. Saya mau belajar menghindari konflik yang tidak perlu dan meredam emosi.
3. Saya mau menjadi pembawa damai di rumah dan lingkungan saya.
Tuhan Yesus memberkati kita untuk terus hidup dalam damai dan kasih. Amin. 😊😃😇
Kutipan
Hidup dalam damai adalah pilihan. Jadilah pembawa damai yang menciptakan harmoni dalam setiap hubungan.
08-01-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar