RENDAH HATI UNTUK BELAJAR
(Amsal 26:16) “Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.”
Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita.
Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang tegas tentang kesombongan orang malas. Mereka bukan hanya enggan bekerja, tetapi juga menolak belajar. Mereka merasa diri paling benar dan tidak mau menerima nasihat, bahkan dari orang-orang bijak. Akibatnya, mereka tetap berada dalam keadaan yang sama tanpa pertumbuhan atau perubahan. Sedih sekali, seharusnya orang bodoh itu mau rajin supaya bisa menjadi bijaksana dan pintar tetapi sayangnya mereka sombong sehingga malas belajar dan menganggap rendah setiap nasihat dan didikan. Sungguh memprihatinkan. Kalau kita merasa kurang dalam pengetahuan, minimal kita mau mengakuinya lalu kita beralih dari kemalasan pada kerajinan sehingga kita bisa memperbaiki diri. Jangan kita menetap dalam kebodohan dan kesombongan. Orang bijak saja nda boleh sombong apalagi orang bodoh, lebih-lebih lagi, seharusnya mereka tidak bisa menyombongkan apa pun. Namun realitanya kita bisa melihat betapa banyaknya orang bodoh yang sombong.
Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita pernah merasa paling tahu dan sulit menerima nasihat? Mungkin kita pernah menolak masukan dari orang lain karena merasa sudah cukup bijak atau berpengalaman. Namun, ketika kita menutup diri dari hikmat orang lain, kita sebenarnya sedang membatasi pertumbuhan kita sendiri. Sifat yang kurang mau mendengar adalah musuh dari pertumbuhan. Kalau kita suka memotong pembicaraan orang lain dan tidak mau mendengar secara utuh apa yang orang lain sampaikan, maka kita membentuk karakter yang buruk dan bodoh. Kita tidak boleh jadi orang yang merasa sok tahu dan sok jago. Belajarlah untuk rendah hati, memberi telinga untuk mendengar dan mata untuk melihat. Hari-hari ini kita suka melihat orang yang mendengar tapi matanya lihat handphone. Bagaimana mau mendengar dengan baik? Dari sikapnya saja sudah tidak sopan. Kita harus menghindari karakter buruk tersebut..!
Saudaraku, saya juga belajar dari pengalaman pribadi. Ada saat di mana saya merasa sudah memahami suatu hal dan tidak perlu mendengar pendapat orang lain. Namun, seiring waktu, saya menyadari bahwa masih banyak yang perlu saya pelajari. Tuhan sering mengajarkan kita melalui orang lain, dan jika kita mau merendahkan hati, kita akan semakin bertumbuh dalam hikmat dan pengertian. Kita harus memiliki prinsip bahwa isi pesan jauh lebih penting dari pada pemberi pesan. Jangan anggap remeh ketika yang berbicara lebih muda dari kita atau jabatannya lebih rendah dari kita. Jangan merasa lebih hebat sehingga tidak mau mendengar apa kata orang lain. Perhatikan isi pesannya bukan siapa yang memberi pesan itu. Banyak pesan penting dan berharga yang bisa kita terima dari orang yang lebih muda atau lebih rendah jabatannya dari kita. Jangan anggap sepele. Jangan merendahkan orang lain. Mari kita hargai dengan cara mendengarkan apa yang mereka sampaikan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:
1. Saya mau memiliki hati yang terbuka untuk belajar dari orang lain.
2. Saya mau menghindari kesombongan dan mengakui bahwa saya masih perlu bertumbuh.
3. Saya mau meminta hikmat Tuhan agar dapat menerima dan menerapkan nasihat yang baik dari orang yang lebih muda dan lebih rendah jabatannya.
Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk selalu rendah hati, mau belajar, dan bertumbuh dalam hikmat-Nya. Amin. 🙏😊
Kutipan:
"Orang bijak terus belajar, tetapi orang sombong menutup diri dari kebenaran."
28-01-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar