BERBICARA DI WAKTU YANG TEPAT

(Amsal 27:14) "Siapa pagi-pagi sekali memberi selamat dengan suara nyaring, hal itu akan dianggap sebagai kutuk baginya."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, ayat ini memberikan pelajaran penting tentang kebijaksanaan dalam berkata-kata. Niat yang baik tidak selalu menghasilkan dampak yang baik jika dilakukan dengan cara yang salah. Dalam ayat ini, seseorang yang memberi selamat dengan suara nyaring di pagi hari justru dianggap membawa kutuk. Mengapa demikian? Karena ada waktu dan cara yang tepat dalam menyampaikan sesuatu. Kata-kata yang diucapkan tanpa memperhatikan situasi dan kondisi bisa berujung pada kesalahpahaman atau bahkan menjadi sesuatu yang mengganggu bagi orang lain. Membuat orang tertawa itu baik, nda? Tergantung situasinya.. Saat orang lain sedang berdukacita karena ayahnya meninggal, maka kita tidak boleh buat becandaan di depan peti jenazah. Bukan mengundang tawa, justru orang itu akan merasa kesal bahkan marah. Kita harus bisa menempatkan diri dalam segala situasi. Harus bijaksana dalam bertindak.


Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terlalu bersemangat dalam berbicara tanpa mempertimbangkan suasana hati atau keadaan orang yang mendengarnya. Kita mungkin ingin menyemangati seseorang, tetapi jika dilakukan pada waktu yang salah atau dengan cara yang tidak tepat, hal itu justru bisa membuat orang tersebut merasa terganggu. Oleh karena itu, kebijaksanaan dalam berbicara sangat penting. Alkitab mengajarkan bahwa perkataan yang baik harus disampaikan dengan hikmat, kasih, dan pada waktu yang tepat. Memberi teguran itu perlu dan penting tetapi kalau disampaikan pada waktu yang salah akan jadi berbahaya. Misal kita sampaikan teguran untuk 1 orang di depan banyak orang, maka itu bisa memicu sakit hati pada orang yang ditegur. Dengan hikmat, kita bisa menegur orang itu secara 4 mata bukannya menegur sekaligus mempermalukan orang tersebut.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita sudah berhikmat dalam berkata-kata? Apakah kita memperhatikan waktu dan cara yang tepat dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain? Mungkin kita pernah mengalami atau bahkan menjadi pelaku dari situasi ini—di mana kita berkata dengan niat baik tetapi ternyata tidak diterima dengan baik oleh orang lain. Tuhan ingin kita belajar untuk menjaga perkataan kita, tidak hanya dari sisi isi, tetapi juga dari sisi waktu dan cara menyampaikannya. Saya sendiri pernah mengucapkan sesuatu dengan niat baik, tetapi karena tidak memperhatikan situasi, justru membuat orang lain merasa kurang nyaman. Dari situ saya belajar bahwa berbicara dengan hikmat adalah bagian dari kasih yang sejati. Saat orang lain berbeban berat, belajarlah untuk menahan diri dalam memberi nasihat. Memang nasihat itu baik, tetapi seringkali bukan itu yang ia butuhkan. Yang ia butuhkan saat berbeban berat ialah kehadiranmu yang mau mendengar, semangat, penghiburan dan kekuatan. Bila perlu, beri dia hadiah, makanan atau apa yang dia suka.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau belajar berkata-kata dengan hikmat, tidak hanya dengan niat baik.

2⃣. Saya mau mempertimbangkan waktu dan situasi sebelum berbicara.

3⃣. Saya mau menggunakan perkataan saya untuk membangun, bukan untuk mengganggu atau menyakiti.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati yang penuh hikmat dalam setiap perkataan yang kita ucapkan. Amin. 🙏😊


Kutipan: 

"Perkataan yang baik diucapkan pada waktu yang tepat akan membawa berkat, tetapi perkataan yang baik di waktu yang salah bisa membawa gangguan."


22-02-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT