KEBIJAKSANAAN MELIHAT BAHAYA
(Amsal 27:12) "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka."
Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Sehat selalu ya biar bisa beraktivitas dengan semangat...
Saudaraku, ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa orang bijak mampu mengenali bahaya sebelum terjadi dan mengambil langkah untuk menghindarinya. Sebaliknya, orang yang kurang pengalaman atau ceroboh cenderung mengabaikan tanda-tanda bahaya dan akhirnya mengalami kesulitan. Orang bijak selalu mengharapkan yang terbaik sekaligus mengantisipasi kemungkinan terburuk. Orang bijak memandang segala sesuatu dengan seimbang dan tidak berat sebelah. Ini penting sekali supaya kita objektif dalam menilai segala sesuatu yang ada. Orang yang terlalu percaya diri akan kecewa ketika gagal sedangkan orang yang terlalu mewaspadai kemungkinan terburuk akan dirundung ketakutan dan keraguan sehingga tidak pernah berani mengambil langkah ke depan. Maka jangan jadi ekstremis yang menitikberatkan hanya pada 1 hal. Kita harus bijaksana dengan melihat segala sesuatu dengan seimbang.
Saudaraku, orang bijak tidak hanya bertindak berdasarkan keinginan saat ini, tetapi juga mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Mereka belajar dari pengalaman, mendengar nasihat, dan peka terhadap tanda-tanda bahaya yang ada di sekitarnya. Namun, orang yang kurang bijak sering kali mengabaikan peringatan, bertindak gegabah, dan akhirnya menyesali akibat dari keputusannya. Kita harus belajar mendengar orang yang berpengalaman kalau kita memang belum punya pengalaman. Biarlah kegagalan orang lain membuat kita tidak jatuh ke lobang yang sama. Kita harus bersyukur pada orang gagal yang kini sukses sebab mereka mau menceritakan pengalamannya saat alami jatuh bangun. Kita harus memperhatikan apa saja yang perlu kita lakukan dan jangan kita lakukan. Kalau kita mau belajar dan mengevaluasi pengalaman orang lain, maka kita menghemat energi dan bisa jauh lebih baik. Itulah sebabnya kita perlu mentor, perlu pembimbing dan perlu guru.
Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita termasuk orang yang bijak dalam melihat bahaya atau kita cenderung mengabaikan peringatan? Mungkin dalam pergaulan, kita tetap berteman dengan orang yang membawa pengaruh buruk meskipun sudah ada tanda-tanda negatif. Atau dalam keuangan, kita tetap boros meskipun sadar bahwa ada kewajiban yang harus dipenuhi. Orang yang bijak akan melihat ancaman ini dan bertindak hati-hati, tetapi orang yang kurang bijak akan terus berjalan tanpa mempertimbangkan akibatnya. Saya juga mengevaluasi diri saya pribadi. Ada saat di mana saya terlalu percaya diri dan mengabaikan nasihat atau tanda-tanda peringatan. Saat itu saya sedang bekerja di pesawat. Ada penutup lubang yang ingin saya lepas. Senior saya berkata agar berhati-hati sebab ada cairan hidrolik yang mungkin muncrat ke wajah. Ia menyarankan agar saya menyiapkan plastik untuk menampung cairan hidrolik yang mungkin keluar. Saya mengabaikan nasihat itu. Saya tidak menyiapkan plastik dan saya langsung saja membuka penutup lubang itu. Eh, taunya ada hidrolik muncrat dan mengenai wajah saya. Sungguh panas sekali wajah saya. Dari pengalaman itu, saya sadar bahwa saya salah karena mengabaikan nasihat dan kini saya mau belajar mengikuti arahan dari orang yang berpengalaman.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:
1️. Saya mau lebih peka terhadap peringatan Tuhan dalam hidup saya.
2️. Saya mau mengambil keputusan dengan bijak dan tidak gegabah.
3️. Saya mau selalu meminta hikmat Tuhan sebelum melangkah.
Kiranya Tuhan Yesus menolong kita untuk menjadi pribadi yang bijak dan berhati-hati dalam setiap langkah kita. Amin. 🙏😊
Kutipan
"Orang bijak bukan hanya tahu apa yang benar, tetapi juga tahu kapan harus menghindari yang salah."
20-02-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar