KEJAHATAN TAK AKAN TERSEMBUNYI
(Amsal 26:26) “Walaupun kebenciannya diselubungi tipu daya, kejahatannya akan nyata dalam jemaah.”
Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita.
Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita bahwa kebencian yang disembunyikan di balik kepura-puraan suatu saat akan terbongkar. Manusia bisa menutupi niat jahatnya dengan kata-kata manis dan sikap yang seolah baik, tetapi Tuhan tidak bisa dibohongi. Cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap dan kejahatan akan terlihat oleh banyak orang. Kita tidak boleh menyembunyikan kelemahan kita dengan kebohongan. Kalau kita pakai cara seperti itu, kita akan menambah borok. Sudah borok, harusnya kita obati, bukannya tambah borok lainnya. Kita harus sadar prinsip ini. Keburukan harus diatasi dengan kebaikan, kesalahan harus diperbaiki dengan kebenaran. Jangan selesaikan masalah dengan menambah masalah yang baru.
Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang terlihat baik di luar tetapi memiliki niat yang tidak tulus di dalam hatinya. Bahkan, mungkin kita sendiri pernah tergoda untuk menyembunyikan rasa tidak suka terhadap seseorang dengan berpura-pura baik. Namun, firman Tuhan menegaskan bahwa tidak ada yang benar-benar bisa menyembunyikan kebencian selamanya. Cepat atau lambat, hati seseorang akan terlihat melalui perkataan dan perbuatannya. Seringkali ada orang yang baik di depan, tapi menusuk di belakang. Ya, di belakang, kerjaannya adalah ngomongin keburukan orang lain dan bergosip. Di depan dia ramah dan baik sekali. Suatu saat, orang akan melaporkan obrolan buruk yang ia sebarkan dan kejahatannya akan tersingkap. Sungguh, tidak ada yang bisa menyembunyikan kejahatan. Cepat atau lambat, pasti terungkap.
Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah ada kepura-puraan dalam hati kita? Apakah ada kebencian yang kita tutupi dengan sikap yang seolah-olah baik? Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam ketulusan dan kasih yang sejati. Kita tidak dipanggil untuk hidup dengan kepura-puraan, tetapi untuk memiliki hati yang bersih dan tulus di hadapan Tuhan dan sesama. Saya belajar dari pengalaman pribadi. Ada saat di mana saya merasa tidak suka terhadap seseorang, tetapi saya menutupinya dengan kata-kata yang seolah-olah baik. Namun, saya menyadari bahwa kepura-puraan seperti itu tidak membawa damai. Justru ketika saya belajar mengampuni dan melepaskan kebencian, Tuhan memampukan saya untuk memiliki hati yang lebih tulus. Membiarkan waktu yang memulihkan tidak akan efektif sebab suatu saat masalah yang lalu bisa diungkit-ungkit lagi. Namun kalau kita selesaikan dengan kasih dan pengampunan, maka kita tidak akan berpura-pura lagi dalam bersikap, kita tidak akan lagi menyisakan kebencian di hati kita.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:
1. Saya mau belajar memiliki hati yang tulus tanpa kepura-puraan.
2. Saya mau melepaskan segala kebencian dan menggantinya dengan kasih yang sejati.
3. Saya mau hidup dalam kebenaran, karena cepat atau lambat, segala yang tersembunyi akan dinyatakan oleh Tuhan.
Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk hidup dengan hati yang tulus, menjauhi kepura-puraan, dan menumbuhkan kasih yang sejati dalam hidup kita. Amin. ๐๐
Kutipan:
"Kepura-puraan mungkin bisa menyembunyikan kebencian untuk sementara, tetapi hanya ketulusan yang akan bertahan selamanya."
06-02-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar