KENYANG DAN LAPAR

(Amsal 27:7) "Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis."


Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya damai dan kasih Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita.


Saudaraku, pernahkah kita merasa kehilangan rasa syukur karena hidup kita terasa terlalu nyaman? Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa ketika seseorang sudah merasa kenyang, bahkan sesuatu yang manis seperti madu pun bisa dianggap tidak berharga. Sebaliknya, bagi orang yang lapar, bahkan sesuatu yang pahit pun bisa terasa manis. Ini bukan hanya berbicara tentang makanan secara fisik, tetapi juga tentang keadaan hati dan roh kita. Jika kita terlalu puas dengan apa yang kita miliki, kita bisa kehilangan rasa lapar akan kebenaran dan kehadiran Tuhan. Sebaliknya, jika kita merasa lapar secara rohani, maka ujian dan tantangan hidup pun dapat kita terima sebagai bagian dari pertumbuhan iman kita.


Saudaraku, sering kali kita lupa bahwa hidup ini tidak hanya tentang kenyamanan. Kita bisa jatuh dalam zona nyaman sehingga kehilangan gairah untuk terus bertumbuh. Kita mungkin merasa sudah cukup rohani, sudah cukup baik, sudah cukup beriman, lalu berhenti mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, apakah benar kita sudah cukup? Atau kita justru mulai menganggap berkat dan firman Tuhan sebagai sesuatu yang biasa saja? Sebaliknya, orang yang memiliki hati yang haus akan Tuhan akan menerima setiap firman, bahkan yang menegur dan terasa pahit, sebagai sesuatu yang berharga. Saya pun mengalami hal ini. Ada masa di mana saya merasa sudah cukup baik dalam iman, tetapi ketika menghadapi tantangan, saya sadar bahwa saya masih perlu belajar dan bertumbuh lebih dalam lagi dalam Tuhan. Kita harus menjaga hati agar tetap memiliki rasa lapar akan kebenaran, agar tidak menjadi puas diri dan akhirnya menolak apa yang sebenarnya baik bagi kita.


Saudaraku, saya juga mengevaluasi diri saya pribadi. Apakah saya masih memiliki rasa lapar akan Tuhan? Apakah saya masih menghargai setiap firman-Nya, ataukah saya mulai menganggapnya biasa saja? Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk terus menjaga sikap hati yang lapar akan hal-hal yang benar dan berharga. Jangan sampai kita menjadi orang yang merasa kenyang dan mulai menginjak-injak apa yang sebenarnya bernilai. Mari kita tetap merindukan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Sebab, hanya hati yang lapar akan kebenaran yang akan terus bertumbuh dan menikmati setiap proses pembentukan Tuhan, bahkan ketika itu terasa pahit sekalipun. Meski saya saat ini dalam kegiatan di luar pulau, dalam pengabdian, saya pun tetap lapar dan haus akan kebenaran sehingga saya mau membaca dan merenungkan firman Tuhan.


Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:

1. Saya mau menjaga hati agar selalu lapar akan kebenaran Tuhan.

2. Saya mau menerima setiap proses kehidupan, meskipun pahit, sebagai bagian dari pertumbuhan iman.

3. Saya mau tetap bersyukur dan menghargai setiap berkat dan firman Tuhan dalam hidup saya. 

Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk terus memiliki hati yang lapar akan kebenaran dan tidak menjadi puas diri. Amin. 🙏😊


Kutipan: 

"Hati yang lapar akan kebenaran akan terus bertumbuh, tetapi hati yang merasa cukup akan berhenti mencari Tuhan."


15-02-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT