MATA MANUSIA TAK AKAN PUAS

(Amsal 27:20) "Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita bahwa sifat dasar manusia adalah ketidakpuasan. Seperti dunia orang mati yang terus menerima tanpa henti dan kebinasaan yang selalu menelan, demikian pula mata manusia yang tak pernah merasa cukup. Keinginan manusia sering kali tidak ada habisnya. Setelah mencapai satu hal, kita menginginkan hal lain, dan begitu seterusnya. Dalam kehidupan modern, kita sering tergoda oleh berbagai hal yang ditawarkan dunia—materi, kesuksesan, status, dan kenikmatan sesaat. Kita melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih baik, lalu kita merasa kurang dan ingin memiliki hal yang sama, bahkan lebih. Tanpa sadar, ketidakpuasan ini dapat membawa kita ke dalam hidup yang penuh dengan iri hati, kecemasan, dan keserakahan.


Saudaraku, firman Tuhan mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari memiliki segalanya, tetapi dari hati yang bersyukur. Paulus berkata dalam Filipi 4:11, "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." Kepuasan sejati hanya ditemukan dalam Tuhan, bukan dalam hal-hal duniawi yang sementara. Kita lihat para koruptor. Mereka sebenarnya sudah punya gaji besar dan sudah punya banya aset. Tapi mereka melihat lingkungannya lebih kaya dari dia. Lalu dia ingin menyaingi kekayaan temannya namun dengan cara yang menyimpang, yaitu dengan korupsi sampai ratusan miliar bahkan triliunan. Sungguh, hal ini menunjukkan mata manusia tidak pernah puas. Bukannya simpati dan empati dengan orang yang ga bisa makan sehari-hari, mereka malah membuka matanya terhadap kemewahan orang yang lebih kaya darinya. Ini yang bikin pola pikir mereka rusak, yang membuat mereka sulit bersyukur dan mengambil cara haram untuk mendulang kekayaan.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita sering merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki? Apakah kita lebih sering menginginkan sesuatu yang lebih daripada bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan? Saya pribadi pernah mengalami bagaimana keinginan yang tak terkendali membuat hati saya gelisah dan tidak damai. Ketika saya terus mengejar sesuatu tanpa mensyukuri apa yang ada, saya justru merasa semakin kosong. Namun, saat saya belajar bersyukur dan percaya bahwa Tuhan mencukupkan segala kebutuhan saya, saya mengalami ketenangan dan kebahagiaan sejati. Kita harus lebih banyak bersyukur dari pada meminta. Kita harus lebih banyak berterima kasih kepada TUHAN dari pada menuntut. Lebih baik hati yang tenang dan damai dari pada kekayaan yang besar tetapi dihantui rasa cemas dan kuatir berlebihan. Kita harus punya sudut pandang Allah dalam hidup kita, yaitu mengucap syukur dalam segala. Inilah kekayaan sejati yang tidak bisa digantikan oleh uang dan kenikmatan duniawi sesaat. Mari bersyukur, bersyukur dan bersyukur, sebab di sanalah kita mendapatkan kepuasan sejati.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau belajar bersyukur atas segala yang Tuhan sudah berikan dalam hidup saya.

2⃣. Saya mau berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada berkat Tuhan yang telah saya terima.

3⃣. Saya mau mencari kepuasan sejati dalam Tuhan, bukan dalam hal-hal duniawi yang sementara.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati yang penuh rasa syukur dan tidak terjebak dalam ketidakpuasan dunia. Amin. 🙏😊


Kutipan: 

"Ketidakpuasan adalah musuh ketenangan, tetapi hati yang bersyukur akan menemukan kebahagiaan sejati."


28-02-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT