MENGENDALIKAN SESUATU YANG TAK TERKENDALI

(Amsal 27:16) "Siapa menahannya menahan angin, dan tangan kanannya menggenggam minyak."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, ayat ini memberikan gambaran yang mendalam tentang sulitnya mengendalikan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Menahan angin adalah hal yang mustahil, begitu juga dengan menggenggam minyak dalam tangan—ia akan selalu lolos dari genggaman. Ini menggambarkan betapa sulitnya mengendalikan orang yang tidak mau diatur atau keadaan yang berada di luar kuasa kita. Istri yang suka bertengkar tidak bisa diubah hanya dengan 1 teguran atau 1 kali retreat. Perlu pemulihan total dari TUHAN dan ini juga memerlukan penyerahan diri dari orang tersebut. Kalau kita mengandalkan diri sendiri lalu pakai cara dan kemampuan sendiri, maka kita tidak akan pernah mampu. Yang ada hanyalah kekecewaan karena kita pasti gagal dan tidak bisa mengubah orang yang suka bertengkar. Kita harus melibatkan TUHAN dan mengandalkan TUHAN sepenuhnya.


Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berhadapan dengan situasi yang serupa. Mungkin kita pernah mencoba mengubah seseorang yang keras kepala, mencoba mengendalikan sesuatu yang tidak dapat kita atur, atau berusaha memegang erat sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dipertahankan. Kita menjadi frustrasi ketika menyadari bahwa tidak semua hal ada dalam kendali kita. Namun, firman Tuhan mengajarkan kita untuk memiliki hikmat dalam menghadapi situasi seperti ini. Kita harus menyadari bahwa kita punya kelemahan dan keterbatasan, yaitu tidak bisa mengubah karakter orang yang suka bertengkar. Kita hanya bisa mengendalikan diri sendiri. Kita harus sabar, lemah lembut dan penuh kasih. Kita harus mendoakan orang tersebut sampai mukjizat terjadi. Kita gunakan cara TUHAN dalam menangani orang yang suka bertengkar sebab kalau pake cara sendiri kita ibarat orang yang sedang menahan angin.


Saudaraku, Tuhan ingin kita belajar untuk membedakan mana yang bisa kita kendalikan dan mana yang harus kita serahkan kepada-Nya. Ada saatnya kita perlu berhenti berusaha mengendalikan orang lain dan mulai berdoa agar Tuhan sendiri yang bekerja dalam hidup mereka. Seperti minyak yang licin dan angin yang bebas, ada hal-hal dalam hidup yang lebih baik jika kita serahkan kepada Tuhan daripada terus memaksakan kehendak kita sendiri. Mari kita renungkan: Apakah kita sedang berusaha mengendalikan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa kita kuasai? Apakah kita sudah belajar untuk berserah kepada Tuhan dalam hal-hal yang di luar kendali kita? Saya pribadi pernah mengalami pergumulan ketika mencoba mengubah seseorang sesuai dengan keinginan saya, tetapi akhirnya saya sadar bahwa hanya Tuhan yang dapat menyentuh hati seseorang. Dari situ, saya belajar bahwa kebijaksanaan bukanlah mengendalikan segala sesuatu, tetapi mengetahui kapan harus berserah.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau belajar membedakan mana yang bisa saya kendalikan dan mana yang harus saya serahkan kepada Tuhan.

2⃣. Saya mau berhenti memaksakan kehendak saya terhadap orang lain dan lebih banyak berdoa bagi mereka.

3⃣. Saya mau percaya bahwa Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu dan memiliki rencana yang terbaik bagi hidup saya.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati yang bijaksana, yang tahu kapan harus bertindak dan kapan harus berserah. Amin. 🙏😊


Kutipan: 

"Hikmat sejati bukanlah mengendalikan segalanya, tetapi mengetahui kapan harus berserah kepada Tuhan."


24-02-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT