RENDAH HATI DAN PERCAYA KEPADA TUHAN

(Amsal 27:1) “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.”


Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai sejahtera Tuhan selalu menyertai hidup kita. Horaii... 


Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak sombong terhadap masa depan. Sering kali kita merasa yakin bahwa hari esok akan berjalan sesuai rencana kita, tetapi kenyataannya, hidup ini penuh ketidakpastian. Kita tidak memiliki kendali penuh atas apa yang akan terjadi. Kita tidak boleh bermegah karena kita punya pengetahuan ini dan itu sehingga bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa depan. Namanya masa depan, maka sifatnya masih misteri. Tidak ada orang yang punya pengalaman dalam menjalani masa depan sebab kita semua ada di masa kini dan sudah lewati masa lalu. Sejarah bisa berulang tetapi tidak selalu berulang. Apa yang terjadi di masa lalu bisa terjadi lagi di masa depan, tapi tidak pasti terjadi di masa depan. Itu sebabnya kita harus berkata, “Tak ku tahu kan hari esok.” Ketidaktahuan kita tentang hari esok adalah pemicu bagi kita untuk berserah dan bersandar kepada TUHAN yang adalah Alfa dan Omega. Kita harus mengandalkan TUHAN dan mengakui bahwa aku tidak punya kuasa apa pun tentang hari depan.


Saudaraku, Alkitab mengajarkan bahwa kesombongan terhadap masa depan adalah bentuk ketidakpercayaan kepada Tuhan. Orang yang terlalu yakin dengan rencananya sendiri bisa jatuh ke dalam sikap angkuh dan melupakan bahwa Tuhanlah yang berdaulat atas hidup ini. Dalam Yakobus 4:13-15, kita juga diingatkan bahwa kita harus berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Ada orang yang berani memastikan di tanggal sekian akan terjadi kiamat atau akan ada bencana. Namun semua orang yang meramal masa depan mengalami kegagalan. Apa yang mereka katakan tidak terjadi dan semuanya salah sasaran. Ini sungguh kasihan. Kita pun tidak boleh sombong dengan mengatakan, “Di usia 40 tahun saya sudah kaya raya dan mapan. Usia 55 tahun pun saya pasti kaya dan mapan. Saya pasti sejahtera dan bergelimang harta.” Ungkapan ini sangat sombong. TUHAN sanggup renggut seluruh harta orang yang sembrono dalam berkata-kata. 


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita sering terlalu percaya diri dengan rencana kita tanpa melibatkan Tuhan? Apakah kita mengandalkan diri sendiri lebih daripada berserah kepada kehendak-Nya? Tuhan menghendaki kita untuk tetap rendah hati dan bersandar kepada-Nya dalam segala hal. Saya juga belajar dari pengalaman pribadi. Ada saat di mana saya merasa begitu yakin dengan rencana saya, tetapi ternyata Tuhan punya kehendak yang berbeda. Awalnya saya kecewa, tetapi kemudian saya menyadari bahwa rencana Tuhan jauh lebih baik daripada yang saya pikirkan. Dari pengalaman itu, saya belajar untuk tidak memegahkan diri tentang masa depan, tetapi selalu menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Saya tidak boleh terlalu percaya diri. Kita mengenal istilah PD. Nah, PD yang benar bukanlah percaya diri melainkan percaya Dia. Kepada TUHAN kita menaruh harapan kita. Kepada TUHAN kita percaya.


Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu:

1. Saya mau rendah hati dan tidak menyombongkan rencana saya.

2. Saya mau selalu melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan dan rencana hidup saya.

3. Saya mau berserah kepada Tuhan karena Dia yang memegang kendali atas masa depan saya.

Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk hidup dengan penuh hikmat, tidak menyombongkan diri, dan selalu percaya kepada rencana-Nya yang terbaik. Amin. ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š


Kutipan:

"Rencana manusia bisa berubah dan berpotensi besar alami kegagalan sehingga jangan pernah sombong."


09-02-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT