KEBODOHAN YANG SULIT DIUBAH
(Amsal 27:22) "Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya."
Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.
Saudaraku, ayat ini mengajarkan bahwa kebodohan bukan sekadar kurangnya pengetahuan, tetapi lebih kepada sikap hati yang menolak kebijaksanaan dan didikan. Orang bodoh dalam konteks Amsal bukan hanya mereka yang kurang pintar, tetapi mereka yang keras hati, tidak mau menerima nasihat, dan terus berjalan dalam kesalahannya. Bahkan jika mereka mengalami penderitaan atau dihukum, sifat bodohnya tetap ada karena mereka tidak mau berubah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang yang mengalami banyak kesulitan akibat keputusan buruk, tetapi tetap tidak mau belajar dari kesalahan mereka. Mereka terus mengulangi kebodohan yang sama meskipun sudah diberi peringatan berkali-kali. Ini mengajarkan kita bahwa perubahan sejati bukan hanya soal pengalaman, tetapi soal hati yang mau menerima kebenaran dan bertumbuh dalam hikmat Tuhan.
Saudaraku, firman Tuhan mengingatkan kita untuk selalu memiliki hati yang lembut dan terbuka terhadap nasihat. Amsal 1:7 berkata, "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." Oleh karena itu, marilah kita bersedia diajar, ditegur, dan dibentuk oleh firman Tuhan agar tidak jatuh dalam sikap bodoh yang sulit diubah. Orang yang keras kepala lebih berbahaya dari pada orang yang bodoh. Orang yang menolak didikan adalah orang yang keras kepala. Ia punya pendirian tetapi pendiriannya salah dan menyimpang. Hal ini sangat berbahaya. Hati dan kepala yang keras lalu dilapisi kebodohan merupakan bencana yang sangat berbahaya, baik bagi orang tersebut maupun bagi orang di sekitarnya.
Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita masih sering menolak nasihat yang baik? Apakah kita memiliki hati yang terbuka untuk menerima teguran dan bertumbuh dalam hikmat Tuhan? Saya pribadi pernah mengalami bagaimana sulitnya menerima teguran pada awalnya, tetapi ketika saya belajar merendahkan hati dan menerima didikan, hidup saya menjadi lebih bijaksana dan terarah. Kuncinya ada pada kerendahan hati. Orang yang rendah hati tidak gengsi ketika ditegur oleh orang lain bahkan orang yang lebih muda dari dirinya. Kebodohan itu menetap dalam diri orang sombong. Ia tidak mau terima masukan dan selalu menghina hikmat. Orang seperti ini sangat berbahaya dan sering menjadi pemicu kehancuran. Kita harus menghindar dari karakter tersebut. Jadilah benar, jadilah rendah hati dan teruslah bertumbuh di dalam kebenaran.
Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:
1⃣. Saya mau memiliki hati yang lembut dan mau menerima nasihat dengan rendah hati.
2⃣. Saya mau belajar dari kesalahan agar tidak mengulangi kebodohan yang sama.
3⃣. Saya mau mencari hikmat Tuhan dalam setiap keputusan agar hidup saya semakin berkenan kepada-Nya.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjadi pribadi yang mau bertumbuh dalam hikmat-Nya dan tidak terjebak dalam kebodohan yang berulang. Amin. 🙏😊
Kutipan:
"Kebodohan bukan soal kurangnya ilmu, tetapi soal hati yang menolak didikan."
02-03-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar