Didapati Bahwa Engkau Tetap Setia

-

 Matius 24:46 (TB)  Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang

Shalom, Saudaraku... Ku berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia.

Saudaraku, seringkali kita menjadi orang yg baik kalau diperhatiin aja, kalau udah ga ada yg merhatiin, kita berubah jadi jahat, nakal dan liar. Misal di tempat kerja, kita bisa mendadak baik dan rajin saat Pak Manajer sedang memperhatikan karyawannya. Setelah Pak Manajer kembali ke ruangannya, kita berubah tuh jadi asal-asalan dan ga serius saat bekerja. Kondisi begitu sangat disayangkan. Kita ga boleh pelihara kemalasan dan kemunafikan. Kerja rajin kalau diperhatiin doang mah namanya pake topeng. Kita ga jadi utuh dan asli kalau begitu. Yang harus kita lakukan ialah diliatin atau engga, kita terus bekerja dengan baik, serius dan benar. Kita ga boleh lalai meskipun ga ada yg memonitor. Kita tetap harus berikan yang terbaik, bekerja seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Ingat, manusia ga bisa lihat kita melulu tapi Tuhan senantiasa memperhatikan kita.

Saudaraku, kita ga tahu kapan Tuhan datang, kita pun ga tahu kapan hari terakhir kita hidup di dunia ini. Ada beberapa orang yg punya pola pikir, "Ah, saya bertobatnya nanti aja deh, nunggu tua atau nanti menjelang mau meninggal." Waduh, kayak yang tau aja masa depan. Jangankan masa depan, besok aja kita ga tahu menahu apa yg akan terjadi. Bertobat itu ga boleh nunggu tua atau sekarat dulu sebab tidak ada yg tahu kapan kita mati dipanggil Tuhan. Yang perlu kita siapkan ialah mencintai dan mengasihi Tuhan sejak saat ini. Kita harus jadi hamba yang setia. Kita nda tahu kapan Tuhan datang oleh sebab itu kita harus senantiasa lakukan kebenaran hari demi hari. Jangan bolong dan jangan biarkan kita melewatkan kesempatan itu. Kalau kita pernah atau masih memiliki pola pikir "bertobatnya nunggu sekarat aja", maka mari kita buang jauh-jauh konsep berpikir seperti itu. Jadilah hamba yang berbahagia karena Tuhan melihat dan mendapatkan kita sedang bekerja untuk kemuliaan-Nya.

Saudaraku, orang yg berintegritas akan mendapatkan upah dari Tuhan. Upah besar menantinya di sorga. Orang yg baik dan setia akan turut dalam kebahagiaan tuannya di sorga. Orang yg berintegritas pun akan beroleh kepercayaan dari tuannya untuk mengurus banyak hal. Indah sekali jadi orang yg berintegritas. Kita harus benar-benar fokus dengan apa yg Tuhan kehendaki atas hidup kita. Belajarlah untuk setia dalam perkara kecil sehingga kelak perkara bisa pun dipercayakan bagi kita. Bekerjalah dengan tulus, jujur dan murni. Nda usah dilihat dulu baru mulai kerja dengan benar. Tanpa dilihat bos pun, kita harus bekerja dengan maksimal. Kenapa? Karena ada Tuhan yang liat, ada Tuhan yang memperhatikan. Dialah bos di atas segala bos. Tuhan mau saat nanti kita dipanggil ke rumah Bapa, kita ada dalam keadaan yg baik, yaitu mati dalam kesetiaan kepada Allah. Jangan sampai kita mati meninggalkan Allah dan hidup berbalik dari kebenaran. Haduh, jangan pernah deh. Teruslah jalan dalam kesetiaan dan kebenaran.

Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Diperhatiin atau engga, kita harus tetap bekerja dengan bain dan benar
☆ Jangan nunggu sekarat dulu baru bertobat
☆ Bekerjalah dengan jujur, tulus dan murni tanpa harus dilihat bos lebih dulu
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin 😇😊🤍

Kutipan
Berbahagialah orang yg bekerja dengan jujur, tulus dan baik ketika tuannya datang

04-02-2022
RP

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

-
📖 Amsal 30:10 – "Jangan mencerca seorang hamba pada tuannya, supaya jangan ia mengutuki engkau dan engkau harus menanggung kesalahan itu." Shalom, saudara terkasih... Kiranya kita selalu bersukacita di dalam TUHAN ya 🌼 Saudaraku, hari ini kita diingatkan untuk berhati-hati dalam berkata dan bersikap terhadap orang lain, apalagi jika itu menyangkut hubungan mereka dengan atasannya. Kadang kita tergoda ikut campur urusan orang lain, padahal belum tentu kita tahu duduk persoalannya. Firman Tuhan mengajarkan: jangan sembarangan mencerca atau menjelekkan orang, apalagi di hadapan atasannya. Kita harus tahu batasan, harus tau apa yang perlu kita komentari. Jangan sampai kita melanggar batas. Ibaratnya, kita ga boleh urusin masalah rumah tangga orang lain. Kalau kita ga dimintai komentar atau nasihat, ya kita ga perlu ngerecokin dan memperkeruh keadaan. Saudaraku, sering kali kita merasa benar atau sok tahu tentang kesalahan orang lain, lalu ikut-ikutan bicara buruk. Tapi firman T...
Baca selengkapnya

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

-
(Amsal 27:2) “Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati. Alkitab menasihati kita untuk tidak memuji diri sendiri, melainkan membiarkan orang lain yang melihat dan mengakui perbuatan baik kita. Sikap suka membanggakan diri dapat menjadikan kita sombong dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kita harus sadari bahwa memuji diri sendiri merupakan tindakan yang tidak patut dan tidak elok. Kita harus memiliki kepekaan bahwa hal itu mirip seperti Lucifer. Ya, Lucifer memegahkan diri dan memuji dirinya sendiri sehingga timbul kesombongan yang memicu dia untuk menyamai Yang Mahatinggi. Kesombongan itu yang membuat Lucifer diusir dari surga dan ia menjadi mahluk yang penuh dusta dan kehinaan. Maka jangan pernah memuji diri hebat, ...
Baca selengkapnya

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT

-
(Amsal 28:12) "Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri." Shalom, Saudaraku... Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran senantiasa memelihara kehidupan kita untuk seterusnya dan selamanya. Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita tentang dampak kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat. Ketika orang benar berkuasa, banyak orang bersukacita dan merasakan keadilan. Sebaliknya, ketika orang fasik berkuasa, rakyat hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Kita bisa melihat dalam sejarah maupun kehidupan sehari-hari, bagaimana pemimpin yang takut akan Tuhan membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsanya. Sebaliknya, pemimpin yang korup dan jahat sering kali menindas rakyatnya sendiri, sehingga orang-orang lebih memilih diam atau menyembunyikan diri daripada menghadapi ketidakadilan. Selama dipimpin 10 tahun oleh Presiden Joko Widodo, apa yang Saudara rasakan? Apakah merasa dipimpi...
Baca selengkapnya