Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

KEADILAN TANPA MEMANDANG BULU

(Amsal 28:21) "Memandang bulu tidaklah baik, tetapi untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita tentang bahaya ketidakadilan. Dunia sering kali mengukur seseorang berdasarkan status sosial, kekayaan, atau kepentingan pribadi. Namun, Tuhan menghendaki keadilan yang sejati—tanpa memandang bulu. Sayangnya, banyak orang tergoda untuk berlaku tidak adil, bahkan demi keuntungan yang kecil, seperti “sekerat roti.” Memberi hukuman ringan untuk koruptor dan menjatuhkan hukuman berat untuk maling ayam merupakan suatu kemirisan yang pernah kita dengar. Ketidakadilan membuat banyak orang curiga, marah dan kecewa. Jangan sampai kita mengambil keputusan yang tidak adil demi memperoleh keuntungan pribadi yg curang dan sia-sia. Saudaraku, kita melihat bagaimana dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa memperlakukan orang lain berbeda hanya karena pangkat atau materi. Bahkan, ada yang rel...

KESETIAAN ATAU KEINGINAN CEPAT KAYA?

(Amsal 28:20) "Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman." Shalom, Saudaraku... Sehat dan bahagia selalu untuk kita semua ya.. Saudaraku, dunia saat ini dipenuhi dengan godaan untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Banyak orang tergoda oleh janji-janji keuntungan besar dalam waktu singkat, tanpa kerja keras dan kejujuran. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa berkat sejati datang bagi mereka yang dapat dipercaya—mereka yang setia, jujur, dan bekerja dengan tekun. Sebaliknya, mereka yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak benar justru akan berakhir dalam kesulitan dan hukuman. Mana yang mau kita pilih? Kerja keras dan usaha besar lalu dapat berkat yg melimpah atau keuntungan besar dengan cara yg instan namun menuntun pada kehancuran? Saudaraku, Tuhan tidak melarang kita untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tetapi Dia menghendaki agar kita melakukannya dengan integritas...

KERJA KERAS ATAU HIDUP SIA-SIA?

(Amsal 28:19) "Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan." Shalom, Saudaraku... Kiranya kemuliaan Tuhan senantiasa melingkupi kehidupan kita.  Saudaraku, ayat ini mengajarkan tentang pentingnya kerja keras dan kesetiaan dalam melakukan tanggung jawab yang Tuhan berikan. Seorang petani yang setia mengerjakan tanahnya akan menikmati hasil panennya, sementara orang yang hanya mengejar hal-hal yang sia-sia, tanpa usaha yang sungguh-sungguh, akan berakhir dalam kekurangan. Sebagai orang Kristen, kita harus menjadi teladan dalam bekerja keras dan bertanggung jawab. Jangan jadi pemalas dan beban bagi keluarga, kantor dan lingkungan. Kita harus jadi orang yg berkontribusi dan berdampak positif karena kerajinan dan ketulusan dalam bekerja dan memberi bantuan. Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, artinya kalau kita sungguh-sungguh dalam bekerja maka kita akan beroleh keberhasilan. Saudaraku, pr...

HIDUP BENAR MEMBAWA KESELAMATAN

(Amsal 28:18) "Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang." Shalom, Saudaraku... Salam sehat dan semangat selalu ya.. Saudaraku, ayat ini mengajarkan bahwa hidup yang jujur dan benar membawa keselamatan, sedangkan jalan yang curang dan licik berakhir dalam kehancuran. Dunia menawarkan banyak jalan pintas untuk sukses, tetapi tidak semuanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Ada orang yang memilih cara-cara tidak jujur untuk memperoleh keuntungan, tetapi pada akhirnya mereka sendiri yang akan terjerat dalam jebakan mereka. Kita harus belajar untuk tempuh jalan yg lurus sebab itulah jalan yang Tuhan kehendaki. Memilih jalan yang berliku-liku malah bikin pusing, lama dan menyesatkan. Namun banyak orang suka yg berliku padahal ujungnya menuju maut. Sedikit yg ingin menempuh jalan lurus sebab sesungguhnya jalan itu mengandung resiko dan ancaman. Saudaraku, Tuhan menghendaki kita untuk berjalan di jalan yang benar, meskip...

BEBAN DOSA YANG MEMBINASAKAN

(Amsal 28:17) "Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!" Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini berbicara tentang akibat fatal dari dosa besar, khususnya pembunuhan atau kejahatan yang melibatkan pertumpahan darah. Orang yang telah melakukan kejahatan ini akan terus dihantui oleh kesalahannya dan tidak akan menemukan ketenangan. Seperti seorang buronan yang selalu melarikan diri, hati dan pikirannya tidak akan pernah damai. Bahkan jika ia mencoba menyembunyikan dosanya, pada akhirnya kebenaran akan mengejarnya sampai ke liang kubur. Kita harus waspadai dosa yang mengerikan ini sebab efeknya sangat merusak masa depan. Saudaraku, kita mungkin tidak melakukan pembunuhan secara fisik, tetapi bagaimana dengan kebencian, fitnah, atau tindakan yang menyakiti orang lain? Firman Tuhan mengajarkan bahwa kebencian dalam hati pun bisa diibaratkan sebagai pembunuhan (1 Yohanes 3:15). Jik...

KEPEMIMPINAN YANG BIJAKSANA

(Amsal 28:16) "Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, kepemimpinan yang buruk sering kali berakar dari ketidaktahuan dan keserakahan. Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa pemimpin yang tidak berpengertian akan menindas dengan keras. Mengapa? Karena ia tidak memiliki hikmat, tidak memahami kebutuhan rakyatnya, dan hanya mementingkan diri sendiri. Sebaliknya, pemimpin yang membenci kecurangan dan ketidakadilan akan mengalami umur panjang—bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam reputasi dan dampaknya bagi generasi selanjutnya. Pemimpin yang tidak berakal budi sangatlah merugikan. Ia menjadi petaka bagi rakyatnya, bagi setiap orang yang dipimpinnya. Dalam keluarga, saya berharap tidak ada kepala keluarga yang jahat dan keji. Saya juga berharap pemimpin kantor kita tidak kejam dan licik. Saudaraku, d...

PEMERINTAH YANG KEJAM

(Amsal 28:15) "Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah." Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus selalu mengasihi kita dengan cinta dan sayang-Nya yang besar. Saudaraku, ayat ini menggambarkan betapa mengerikannya seorang pemimpin yang fasik. Ia diibaratkan seperti singa yang meraung dan beruang yang menyerbu—buas, menakutkan, dan siap menerkam siapa saja yang lemah. Pemimpin seperti ini tidak memimpin dengan kasih dan keadilan, tetapi dengan kekejaman dan ketidakpedulian terhadap rakyatnya. Dalam sejarah, kita bisa melihat banyak contoh penguasa yang menindas rakyatnya demi kepentingan pribadi. Mereka memerintah dengan ketakutan, bukan dengan hikmat. Sebaliknya, Tuhan menghendaki agar pemimpin adalah seorang yang penuh kasih dan takut akan Tuhan, yang mengayomi dan melindungi rakyatnya. Saudaraku, kepemimpinan bukan hanya berlaku bagi raja atau penguasa negara. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua memiliki ...

HATI YANG TAKUT AKAN TUHAN

(Amsal 28:14) "Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka." Shalom, Saudaraku... Kiranya TUHAN beri kita kesehatan dan kekuatan setiap hari ya..  Saudaraku, ayat ini mengajarkan kepada kita perbedaan antara orang yang takut akan Tuhan dan orang yang mengeraskan hatinya. Takut akan Tuhan bukanlah rasa takut yang negatif, melainkan sikap hormat, tunduk, dan penuh ketaatan kepada-Nya. Sebaliknya, mengeraskan hati berarti menolak didikan dan teguran Tuhan, yang pada akhirnya membawa seseorang pada kehancuran. Dalam Alkitab, kita melihat contoh nyata dari kedua sikap ini. Raja Daud adalah seseorang yang takut akan Tuhan. Meskipun ia pernah jatuh dalam dosa, ia segera bertobat ketika ditegur. Namun, sebaliknya, Firaun dalam kitab Keluaran mengeraskan hatinya berkali-kali meskipun Tuhan telah menunjukkan tanda-tanda kuasa-Nya. Akibatnya, Firaun dan seluruh Mesir mengalami malapetaka besar. Saudaraku, ket...

KEKUATAN DALAM PENGAKUAN DOSA

(Amsal 28:13) "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, kita sering kali tergoda untuk menyembunyikan kesalahan kita karena takut dihukum atau dipermalukan. Namun, firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa menyembunyikan dosa tidak akan membawa keberuntungan. Sebaliknya, pengakuan dan pertobatan justru mendatangkan kasih dan belas kasihan Tuhan. Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari bagaimana dosa yang ditutupi hanya akan semakin membebani hati dan mendatangkan konsekuensi yang lebih besar. Orang yang terus-menerus berbohong untuk menutupi kesalahannya pada akhirnya akan terjebak dalam kebohongannya sendiri. Sebaliknya, mereka yang dengan rendah hati mengakui kesalahannya dan berkomitmen untuk berubah akan mendapatkan pengampunan dan pemulihan. Saudaraku, Daud adalah contoh nyata dari hal ini. Ketika ia berdosa dengan...

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT

(Amsal 28:12) "Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri." Shalom, Saudaraku... Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran senantiasa memelihara kehidupan kita untuk seterusnya dan selamanya. Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita tentang dampak kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat. Ketika orang benar berkuasa, banyak orang bersukacita dan merasakan keadilan. Sebaliknya, ketika orang fasik berkuasa, rakyat hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Kita bisa melihat dalam sejarah maupun kehidupan sehari-hari, bagaimana pemimpin yang takut akan Tuhan membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsanya. Sebaliknya, pemimpin yang korup dan jahat sering kali menindas rakyatnya sendiri, sehingga orang-orang lebih memilih diam atau menyembunyikan diri daripada menghadapi ketidakadilan. Selama dipimpin 10 tahun oleh Presiden Joko Widodo, apa yang Saudara rasakan? Apakah merasa dipimpi...

KEBIJAKSANAAN SEJATI

(Amsal 28:11) "Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, kekayaan sering kali membuat seseorang merasa lebih unggul dan lebih bijak dari orang lain. Ada orang yang berpikir bahwa karena mereka memiliki banyak harta, mereka juga memiliki kebijaksanaan yang lebih tinggi. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan sejati bukanlah soal kekayaan, tetapi soal pengertian yang benar. Orang kaya dalam ayat ini merasa dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian dapat melihat dengan jelas siapa dia sebenarnya. Artinya, kebijaksanaan sejati bukan diukur dari harta yang dimiliki, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan dan kemampuan untuk memahami kebenaran. Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana seseorang yang memiliki banyak harta tetapi kurang hikmat sering kali membuat keputusan yang salah. Sebaliknya, ada orang ...

MENJAGA KEJUJURAN DAN KEBENARAN

(Amsal 28:10) "Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan." Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Semoga sehat dan bahagia semua ya..  Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita tentang konsekuensi dari menyesatkan orang lain. Ada orang-orang yang dengan sengaja menjerumuskan orang jujur ke dalam dosa atau ke jalan yang salah demi keuntungan pribadi. Tetapi firman Tuhan menegaskan bahwa mereka yang menyesatkan orang lain akan jatuh ke dalam lobang yang mereka buat sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat banyak contoh dari ayat ini. Ada orang yang menipu demi kepentingan sendiri, ada yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat curang, dan ada yang membujuk sesamanya untuk meninggalkan jalan Tuhan. Namun, Tuhan adalah hakim yang adil. Kejahatan tidak akan bertahan selamanya, dan mereka yang hidup dalam ketidakbenaran akan mengalami akibatnya. Saudaraku, fi...

DOA YANG DIBENCI TUHAN

(Amsal 28:9) "Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang tegas bahwa Tuhan tidak hanya melihat isi doa kita, tetapi juga sikap hati kita terhadap firman-Nya. Banyak orang datang kepada Tuhan dalam doa, meminta berkat dan pertolongan, tetapi di saat yang sama mereka menutup telinga terhadap firman Tuhan dan hidup dalam ketidaktaatan. Tuhan bukan sekadar pendengar doa yang pasif, tetapi Ia mencari hati yang taat. Jika kita dengan sengaja mengabaikan firman-Nya, doa kita tidak akan berkenan di hadapan-Nya. Sebaliknya, Tuhan justru menganggapnya sebagai kekejian. Ini adalah panggilan bagi kita untuk tidak hanya menjadi orang yang berdoa, tetapi juga menjadi orang yang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Saudaraku, ketika kita mendengarkan dan menaati firman Tuhan, doa kita akan selaras dengan kehendak-Nya, dan Dia akan berkena...

HARTA DAN BELAS KASIHAN

(Amsal 28:8) "Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita bahwa kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak adil—seperti riba dan bunga uang yang menindas—pada akhirnya tidak akan bertahan lama. Tuhan memiliki cara untuk membalikkan keadaan sehingga harta itu justru jatuh ke tangan orang-orang yang memiliki belas kasihan dan menggunakannya untuk menolong sesama. Dunia mengajarkan bahwa semakin banyak keuntungan yang kita dapat, semakin sukses kita. Namun, firman Tuhan mengajarkan bahwa cara memperoleh kekayaan jauh lebih penting daripada jumlahnya. Jika kita mengumpulkan harta dengan menindas orang lain, suatu saat Tuhan akan mengambilnya dan memberikannya kepada mereka yang lebih layak, yaitu orang-orang yang takut akan Tuhan dan memiliki hati yang penuh kasih. Saudar...

HIDUP DALAM KEBIJAKSANAAN

(Amsal 28:7) "Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan bahwa hidup dalam ketaatan kepada hukum Tuhan adalah tanda dari seseorang yang berpengertian. Sebaliknya, orang yang memilih pergaulan yang buruk—seperti bersama para pelahap, pemabuk, atau mereka yang hidup dalam kesia-siaan—akan membawa aib bagi keluarganya. Kata "pelahap" di sini bukan hanya berbicara tentang seseorang yang rakus dalam makanan, tetapi juga mencerminkan hidup yang boros, tidak terkendali, dan hanya mengejar kesenangan duniawi. Pergaulan yang buruk dapat merusak karakter dan membuat seseorang kehilangan arah dalam hidupnya. Saudaraku, sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kebijaksanaan dan ketaatan kepada firman-Nya. Ini bukan hanya membawa berkat bagi hidup kita sendiri, tetapi juga menjadi kebangga...

KEKAYAAN YANG SEJATI

(Amsal 28:6) "Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, dunia sering kali mengukur keberhasilan seseorang dari seberapa banyak harta yang dimilikinya. Orang yang kaya sering dianggap lebih berharga, lebih dihormati, dan lebih bahagia. Namun, Firman Tuhan memiliki standar yang berbeda. Ayat ini mengajarkan bahwa lebih baik hidup dalam kekurangan tetapi memiliki integritas, daripada hidup dalam kekayaan tetapi penuh kecurangan dan tipu daya. Kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar mungkin bisa memberi kenyamanan sementara, tetapi tidak akan pernah memberikan ketenangan hati. Sebaliknya, orang yang hidup dengan jujur, meskipun dalam keterbatasan, akan memiliki kedamaian yang sejati. Tuhan lebih menghargai karakter yang bersih daripada harta yang melimpah. Saudaraku, kita sering dihadapkan pada pilihan antara kejujuran dan keu...

KEADILAN YANG SEJATI

(Amsal 28:5) "Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu." Shalom, Saudaraku... Semoga kita sehat selalu dan alami sukacita senantiasa. Saudaraku, ayat ini menunjukkan perbedaan yang tajam antara mereka yang hidup dalam kejahatan dan mereka yang sungguh-sungguh mencari Tuhan. Orang jahat tidak memahami keadilan karena hati mereka telah dibutakan oleh kepentingan diri sendiri, keserakahan, dan ambisi duniawi. Mereka hanya peduli pada keuntungan pribadi dan tidak memiliki hati yang peka terhadap kebenaran. Sebaliknya, orang yang mencari Tuhan diberi hikmat untuk memahami keadilan yang sejati. Mereka tidak hanya melihat hukum sebagai aturan yang kaku, tetapi juga sebagai perwujudan kasih dan kebenaran Tuhan. Mereka memahami bahwa keadilan bukan hanya soal menghukum yang bersalah, tetapi juga menegakkan kebenaran dengan kasih dan belas kasihan. Saudaraku, dalam kehidupan kita, mungkin kita pernah merasa bahwa keadilan di duni...

BERPEGANG PADA HUKUM TUHAN

(Amsal 28:4) "Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, dalam kehidupan ini kita sering melihat bahwa kejahatan justru didukung dan orang-orang yang hidup dalam kefasikan mendapatkan banyak pujian. Sebaliknya, orang yang memilih hidup dalam kebenaran sering kali dianggap aneh, terasing, atau bahkan dikucilkan. Amsal 28:4 mengingatkan kita bahwa ketika seseorang mengabaikan hukum Tuhan, ia akan cenderung mendukung perbuatan fasik. Tetapi mereka yang setia pada hukum Tuhan akan berani menentang ketidakbenaran. Kita melihat hal ini terjadi di berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat. Ada kalanya kita tergoda untuk diam saja ketika melihat ketidakadilan atau dosa karena takut tidak disukai atau dianggap sok suci. Namun, Firman Tuhan memanggil kita untuk tidak tinggal diam. Tuhan ingin kita tetap berpegang pada huk...

KETIKA ORANG SUSAH MENINDAS SESAMANYA

(Amsal 28:3) "Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan." Shalom, Saudaraku... Semoga Tuhan menyertai kita semua dengan sukacita dan damai sejahtera...  Saudaraku, ayat ini menyajikan gambaran yang mengejutkan: orang yang seharusnya memahami penderitaan justru menjadi penindas bagi mereka yang lebih lemah. Seperti hujan deras yang datang dengan derasnya, tetapi tidak membawa manfaat, begitu pula mereka yang mengalami kesulitan tetapi tidak belajar untuk berbelas kasih. Bukankah kita sering melihat hal ini dalam kehidupan sehari-hari? Ada orang yang pernah mengalami kemiskinan, tetapi ketika memiliki sedikit kekuasaan atau kesempatan, justru bersikap keras terhadap mereka yang berada dalam kesulitan yang sama. Alih-alih menjadi penolong, mereka malah menjadi bagian dari masalah. Saudaraku, Tuhan tidak menghendaki kita menjadi seperti itu. Ia memanggil kita untuk menjadi saluran berkat, bukan menambah penderitaan ...

PEMIMPIN YANG BIJAK MEMBAWA KESTABILAN

(Amsal 28:2) "Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kepemimpinan yang bijaksana. Ketika suatu negeri dipenuhi dengan pemberontakan dan kekacauan, maka pemimpin-pemimpinnya sering berganti-ganti, tetapi negeri yang dipimpin oleh orang yang memiliki hikmat dan pengertian akan tetap stabil dan berjalan sesuai dengan hukum yang benar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana sebuah keluarga, organisasi, atau bahkan sebuah bangsa bisa mengalami ketidakstabilan jika tidak memiliki pemimpin yang bijak. Pemimpin yang hanya mengejar kepentingan pribadi atau bertindak tanpa kebijaksanaan akan menyebabkan kekacauan. Sebaliknya, pemimpin yang takut akan Tuhan, yang mengutamakan kebijaksanaan dan keadilan, akan membawa ketenangan dan kemakmuran bagi orang...

ORANG BENAR HIDUP DALAM KEBERANIAN

(Amsal 28:1) "Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda." Shalom, Saudaraku... Semoga kita sehat dan bahagia selalu ya.. Saudaraku, ayat ini menggambarkan perbedaan besar antara orang fasik dan orang benar. Orang fasik selalu hidup dalam ketakutan dan kecemasan. Meskipun tidak ada yang mengejarnya, hati nuraninya terus gelisah karena kesalahan yang diperbuatnya. Sebaliknya, orang benar hidup dalam ketenangan dan keberanian, seperti singa muda yang tidak takut menghadapi tantangan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bahwa ketidakbenaran membawa rasa takut yang terus menghantui. Orang yang berbuat curang akan selalu merasa waspada dan khawatir perbuatannya terbongkar. Namun, orang yang hidup dalam kebenaran memiliki keyakinan dan keberanian karena ia tahu bahwa Tuhan menyertainya. Saudaraku, Tuhan ingin kita hidup dalam kebenaran dan memiliki keberanian dalam menjalani kehidupan ini. Ketika kita hidup ...

BERKAT DARI KERJA KERAS DAN KESETIAAN

(Amsal 27:25-27) "Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan, maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang, pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan tentang pentingnya kerja keras, pengelolaan yang bijaksana, dan kesetiaan dalam merawat apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Gambaran yang digunakan di sini adalah dunia pertanian dan peternakan, yang menunjukkan bagaimana seseorang yang setia bekerja akan menerima hasil yang mencukupi kebutuhannya dan bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Dalam kehidupan kita sehari-hari, prinsip ini tetap relevan. Tuhan memberikan sumber daya, talenta, dan kesempatan kepada kita. Jika kita mengelolanya dengan baik, berkat-Nya akan nyata dalam hidup kita. Namun, jika kita lalai, k...

KEKAYAAN TIDAK ABADI

(Amsal 27:24) "Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?" Shalom, Saudaraku... Semoga kasih dan sukacita Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Harta, jabatan, dan kekuasaan tidak akan bertahan selamanya. Banyak orang bekerja keras mengejar kekayaan dan kedudukan, tetapi sering kali mereka lupa bahwa semua itu tidak dapat dibawa selamanya. Sejarah menunjukkan bahwa bahkan kerajaan besar pun runtuh, dan kekayaan yang dikumpulkan bisa habis dalam sekejap. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bagaimana orang menaruh kepercayaan mereka pada hal-hal duniawi. Mereka berpikir bahwa harta akan memberikan keamanan dan kebahagiaan yang abadi. Namun, kenyataannya, segala sesuatu di dunia ini bisa berubah. Oleh karena itu, kita diajak untuk menaruh fokus kita pada hal-hal yang bernilai kekal, yaitu iman kepada Tuhan, karakter yang benar, dan kasih kepada sesama. Sauda...

PERHATIAN DAN TANGGUNG JAWAB

(Amsal 27:23) "Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya tanggung jawab dan kepedulian terhadap apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Dalam konteks zaman dahulu, kambing dan domba adalah sumber kehidupan bagi banyak orang. Mereka harus dijaga dengan baik agar tetap sehat dan produktif. Prinsip yang sama berlaku bagi kita saat ini—apapun yang dipercayakan kepada kita, baik keluarga, pekerjaan, pelayanan, atau usaha, harus kita kelola dengan penuh perhatian dan tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita sibuk dengan banyak hal sampai lupa untuk benar-benar memperhatikan apa yang ada di sekitar kita. Misalnya, seorang pemimpin harus mengenal baik timnya, seorang kepala keluarga harus memahami kebutuhan keluarganya, dan seorang pelayan Tuhan harus memperhatikan jemaat yang ia layani. Ketika kita memberi ...

KEBODOHAN YANG SULIT DIUBAH

(Amsal 27:22) "Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan bahwa kebodohan bukan sekadar kurangnya pengetahuan, tetapi lebih kepada sikap hati yang menolak kebijaksanaan dan didikan. Orang bodoh dalam konteks Amsal bukan hanya mereka yang kurang pintar, tetapi mereka yang keras hati, tidak mau menerima nasihat, dan terus berjalan dalam kesalahannya. Bahkan jika mereka mengalami penderitaan atau dihukum, sifat bodohnya tetap ada karena mereka tidak mau berubah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang yang mengalami banyak kesulitan akibat keputusan buruk, tetapi tetap tidak mau belajar dari kesalahan mereka. Mereka terus mengulangi kebodohan yang sama meskipun sudah diberi peringatan berkali-kali. Ini mengajarkan kita bahwa perubahan sejati bukan hanya soal pengalaman, tetapi soal hati...

UJIANNYA ADALAH PUJIAN

(Amsal 27:21) "Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, dan orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya." Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, ayat ini mengajarkan bahwa seperti perak dan emas diuji dalam api, demikian pula manusia diuji melalui pujian yang ia terima. Pujian bisa menjadi alat pengukur karakter seseorang—apakah ia tetap rendah hati atau justru menjadi sombong dan terlena. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bagaimana seseorang berubah ketika menerima pujian. Ada yang tetap rendah hati dan bersyukur, tetapi ada juga yang menjadi angkuh dan merasa lebih tinggi dari yang lain. Pujian dapat menjadi ujian bagi hati kita—apakah kita menerimanya dengan rendah hati sebagai anugerah Tuhan, atau malah menjadikannya sebagai kebanggaan diri yang menjauhkan kita dari-Nya. Saudaraku, firman Tuhan mengajarkan kita untuk selalu berjaga-jaga terhadap kesombongan. Amsal 16:18 berkata, "Kecongkakan m...