Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

RENDAH HATI UNTUK BELAJAR

(Amsal 26:16) “Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang tegas tentang kesombongan orang malas. Mereka bukan hanya enggan bekerja, tetapi juga menolak belajar. Mereka merasa diri paling benar dan tidak mau menerima nasihat, bahkan dari orang-orang bijak. Akibatnya, mereka tetap berada dalam keadaan yang sama tanpa pertumbuhan atau perubahan. Sedih sekali, seharusnya orang bodoh itu mau rajin supaya bisa menjadi bijaksana dan pintar tetapi sayangnya mereka sombong sehingga malas belajar dan menganggap rendah setiap nasihat dan didikan. Sungguh memprihatinkan. Kalau kita merasa kurang dalam pengetahuan, minimal kita mau mengakuinya lalu kita beralih dari kemalasan pada kerajinan sehingga kita bisa memperbaiki diri. Jangan kita menetap dalam kebodohan dan kesombo...

JANGAN SETENGAH HATI

(Amsal 26:15) “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan gambaran yang tajam tentang seseorang yang memulai sesuatu tetapi tidak menyelesaikannya. Orang malas mungkin sudah berusaha, sudah memulai, tetapi mereka tidak memiliki ketekunan untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Bahkan untuk sesuatu yang seharusnya sederhana—seperti membawa makanan ke mulut—mereka tetap tidak mau berusaha lebih. Betapa mengerikannya orang malas. Untuk mewujudkan mimpinya sendiri saja ia malas apalagi memenuhi harapan orang lain. Orang malas hanya akan membuat sesamanya menjadi susah. Orang malas akan menjadi beban dan kepedihan bagi keluarganya. Saudaraku, mari kita renungkan: Adakah hal dalam hidup kita yang sudah kita mulai tetapi belum kita selesaikan? Mungkin kita sudah m...

TERUS BERGERAK, JANGAN HANYA BERPUTAR

(Amsal 26:14) “Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu menyertai kita. Saudaraku, ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang seorang pemalas. Seperti pintu yang hanya berputar pada engselnya tanpa pernah berpindah tempat, demikianlah orang yang malas—bergerak tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Mereka mungkin berpikir atau merencanakan sesuatu, tetapi tidak pernah benar-benar mengambil tindakan nyata. Mereka hanya berputar di tempat, tidak melangkah maju, tidak bertumbuh, dan akhirnya kehilangan banyak kesempatan dalam hidup. Orang rajin dan orang malas sama-sama punya waktu 24 jam tetapi orang malas cuma menghabiskan waktu tanpa menghasilkan dampak positif sedangkan orang rajin mengisi waktunya dengan bijak sehingga ada kebaikan dan pengaruh positif yg ia berikan bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita sering ...

BERHENTI MENCARI ALASAN

(Amsal 26:13) “Berkatalah si pemalas: ‘Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" Shalom, Saudaraku... Bagaimana kabarnya hari ini? Kiranya sukacita dan damai Tuhan selalu memenuhi hati kita. Saudaraku, ayat ini menyampaikan gambaran yang sangat menarik tentang sifat malas. Pemalas sering kali menciptakan alasan untuk menghindari tanggung jawab atau pekerjaan. Mereka menggambarkan halangan yang tidak masuk akal, seperti mengatakan ada singa di jalan, untuk membenarkan ketidakaktifan mereka. Padahal, kemungkinan ada singa di jalan itu sangat kecil. Sikap seperti ini menggambarkan bagaimana seseorang dapat membuat alasan yang berlebihan untuk menutupi kemalasan mereka. Orang malas akan cari-cari alasan supaya mereka tidak mencoba dan tidak harus alami kegagalan. Inilah gelar untuk orang malas, yaitu S.Pa alias spesialis pencari alasan. Mereka tidak pintar dalam bekerja tapi mereka sangat pintar dalam membuat alasan. Kita harus menghindari diri dari gelar S.Pa. Saudaraku, mari kita re...

MERENDAHKAN DIRI UNTUK BELAJAR

(Amsal 26:12) “Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya damai dan kasih Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang tegas kepada kita tentang bahaya kesombongan rohani dan intelektual. Orang yang menganggap dirinya bijak cenderung menutup diri dari nasihat dan pembelajaran. Mereka merasa sudah cukup tahu segalanya, sehingga tidak memerlukan masukan dari orang lain. Ironisnya, Alkitab mengatakan bahwa harapan bagi orang bebal lebih besar daripada bagi orang seperti ini. Mengapa? Karena orang yang sombong tidak akan pernah menyadari kebutuhannya untuk berubah atau belajar. Kesombongan adalah karakter yang sangat mematikan. Orang akan sulit bertumbuh ketika ada sikap sombong. Ngerinya, orang sombong itu bukan lagi ngomongin orang kaya melainkan banyak juga orang yang secara ekonomi pas-pasan tap...

BELAJAR DARI KESALAHAN, JANGAN MENGULANGI

(Amsal 26:11) “Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.” Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya damai dan kasih Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan gambaran yang sangat kuat dan jelas tentang sikap yang tidak bijak. Ketika Alkitab menyamakan orang bebal dengan anjing yang kembali ke muntahnya, Tuhan sedang menunjukkan kepada kita betapa tidak masuk akalnya mengulangi kesalahan yang sama berulang kali. Coba bayangkan, setelah kita menyadari sesuatu itu salah dan bahkan membawa kerugian, kita kembali melakukannya. Apa hasilnya? Sama seperti sebelumnya, atau bahkan lebih buruk. Orang bebal tidak belajar dari pengalamannya. Mereka mengabaikan nasihat, hikmat, dan pelajaran yang diberikan kehidupan. Saudaraku, mari kita renungkan: Adakah kebiasaan atau keputusan kita yang sering kali membawa dampak buruk, namun kita terus melakukannya? Misalnya, suka menunda-nunda, kurang m...

BERHIKMAT DALAM MEMILIH ORANG UNTUK BEKERJA

(Amsal 26:10) “Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.” Shalom, Saudaraku... Apa kabar hari ini? Kiranya damai dan sukacita Tuhan menyertai kita semua. Saudaraku, pernahkah kita menyaksikan bagaimana keputusan yang kurang bijaksana dalam memilih seseorang untuk menjalankan tanggung jawab dapat membawa masalah besar? Amsal 26:10 mengingatkan kita tentang bahaya mempekerjakan orang yang tidak bijaksana atau tidak bertanggung jawab. Orang yang bebal digambarkan seperti pemanah yang melukai siapa saja di sekitarnya—tidak ada tujuan yang jelas, hanya menghasilkan kerusakan dan kebingungan. Bayangkan, jika kita mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki integritas atau kemampuan, apa yang terjadi? Tugas-tugas bisa terbengkalai, rekan kerja bisa terluka secara emosional, dan bahkan reputasi perusahaan bisa rusak. Lebih buruk lagi, jika kita menyerahkan tanggung jawab kepada orang yang hanya “kebetulan lewat,” atau tidak memah...

DURI DI TANGAN PEMABUK

(Amsal 26:9) "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk." Shalom, Saudaraku. Apa kabar hari ini? Kiranya sukacita dan berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Saudaraku, pernahkah kita mendengar seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang benar, tetapi kehidupannya justru tidak mencerminkan apa yang ia katakan? Atau mungkin, ada orang yang mengutip firman Tuhan tetapi menggunakan ayat itu untuk membenarkan perilaku yang salah? Amsal 26:9 memberikan gambaran yang jelas tentang situasi ini. Dikatakan bahwa "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk." Artinya, meskipun kata-kata mereka terdengar benar, sebenarnya itu tidak membawa manfaat apa pun. Bahkan, seperti duri yang menusuk tangan seorang pemabuk, itu bisa menyakitkan dan merugikan. Orang bebal bisa mencari pembenaran dari Alkitab tapi konteksnya salah dan keliru. Misal dalam hal bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan ...

HORMAT YANG TEPAT

(Amsal 26:8) "Seperti orang menaruh batu di umban, demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal." Shalom, Saudaraku. Apa kabar hari ini? Kiranya kasih dan damai sejahtera Tuhan senantiasa melingkupi kita semua. Saudaraku, pernahkah kita melihat seseorang memberikan penghormatan yang berlebihan kepada orang yang sebenarnya tidak pantas menerimanya? Atau mungkin, kita pernah mendengar cerita tentang orang yang memberi pujian kepada seseorang yang malah mempergunakan penghormatan itu untuk melakukan hal yang tidak baik? Amsal 26:8 mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memberikan penghormatan. Firman Tuhan menggambarkan bahwa memberi hormat kepada orang bebal itu seperti menaruh batu di umban—sebuah tindakan yang sia-sia, berbahaya, bahkan membawa kerugian. Kita juga bisa melihat kisah tersebut dalam kitab Ester. Waktu itu Haman, orang jahat itu menerima penghormatan dari banyak orang. Ya, masyarakat sujud ketika ia datang. Namun ada satu orang yang menolak untuk...

AMSAL ORANG BODOH

(Amsal 26:7) "Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh." Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Semoga kasih Tuhan senantiasa menyertai kita. Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar banyak kata-kata dan nasihat dari berbagai orang. Ada yang bijak, ada pula yang sekadar omong kosong. Amsal 26:7 mengingatkan kita tentang bahaya perkataan orang bebal. Kata-kata mereka seperti amsal yang tidak berarti—hanya menjadi beban dan tidak memberikan manfaat, seperti kaki yang terkulai pada orang lumpuh yang tidak bisa bergerak. Perkataan mereka tidak membawa solusi, hanya menciptakan kebingungan atau bahkan kerusakan. Contoh Amsal dari orang bebal adalah “Percuma kerja keras, yang penting itu modal tampang.” Lalu ada lagi yang bilang, “Jangan pernah minta maaf, itu hanya menunjukkan kelemahan.” Kedengarannya kalimat ini benar tapi itu adalah amsal orang bebal yang hanya mencari pembenaran. Ucapannya terdengar bijak ...

JANGAN SALAH PILIH ORANG PERCAYA

(Amsal 26:6) "Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan." Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus selalu mengasihi kita senantiasa dan Ia tidak pernah meninggalkan kita  Saudaraku, pernahkah Anda mempercayakan suatu tugas penting kepada orang yang ternyata tidak dapat diandalkan? Mungkin kita pikir, "Ah, yang penting tugasnya selesai." Tapi ternyata, tugas itu bukan hanya tidak selesai, malah menimbulkan masalah baru. Amsal 26:6 mengingatkan kita akan pentingnya bijaksana dalam memilih siapa yang akan kita percayakan untuk menyampaikan pesan atau melaksanakan tanggung jawab tertentu. Ayat ini berkata, "Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan." Itu sebabnya perusahaan harus merekrut calon pegawai dengan ketat, cermat dan teliti. Jangan sampai ada orang bebal dan orang fasik yang masuk ke dalam perusahaan lalu membawa beban dan kerugian bagi per...

BIJAK DI HADAPAN ORANG BEBAL

(Amsal 26:5) "Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak." Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Semoga damai dan sukacita Tuhan selalu menyertai kita semua. Saudaraku, pernahkah kita menghadapi orang yang suka berbicara sembarangan atau merasa dirinya paling benar? Atau mungkin, kita pernah bertemu dengan seseorang yang keras kepala dan sulit mendengarkan masukan? Orang seperti itu dalam Alkitab sering disebut “bebal.” Amsal 26:5 memberi kita nasihat yang menarik: "Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak." Artinya, kita diajak untuk merespons mereka dengan bijak dan cermat. Jangan sampai mereka terus larut dalam pemikiran keliru yang bisa menyesatkan dirinya sendiri atau orang lain. Misal, ada seseorang yang berkata, "Tidak perlu belajar keras, toh banyak orang sukses tanpa sekolah." Nah, kita bisa ngomong begini, "Betul, ada orang sukses tanpa sekolah, tetap...

BIJAK DALAM MENANGGAPI KEBODOHAN

(Amsal 26:4) "Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia." Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita hidup dalam sukacita dan damai sejahtera..  Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bertemu dengan berbagai jenis orang. Ada yang bijak dan membangun, tetapi ada pula yang menunjukkan sikap bebal—tidak mau belajar, keras kepala, dan gemar memperdebatkan hal yang sia-sia. Ayat ini memberikan pengajaran yang sangat praktis tentang bagaimana kita harus bersikap ketika berhadapan dengan orang seperti itu. Ingatlah supaya kita jangan terjebak dalam perdebatan yang sia-sia. Saat kita berhadapan dengan orang bebal, dorongan untuk menjawab mereka sering kali muncul. Namun, Amsal mengingatkan kita untuk tidak menanggapi mereka dengan cara yang sama, karena itu hanya akan membawa kita ke level yang sama rendahnya. Berdebat dengan cara mereka, penuh emosi atau kebodohan, tidak akan menghasilkan solusi,...

DISIPLIN YANG MEMBAWA HIKMAT

(Amsal 26:3) "Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal." Shalom, Saudaraku yang dikasihi Tuhan! Tuhan Yesus menopang kita selalu.  Saudaraku, setiap orang pasti pernah menerima disiplin dalam hidupnya, baik itu melalui teguran, koreksi, atau bahkan pengalaman yang sulit. Ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya disiplin, terutama bagi mereka yang enggan menerima hikmat. Kuda, keledai, dan orang bebal dalam ayat ini menunjukkan tiga kelompok yang memerlukan kendali eksternal agar dapat diarahkan dengan benar. Kuda membutuhkan cemeti untuk bergerak, keledai memerlukan kekang untuk dikendalikan, dan orang bebal membutuhkan pentung sebagai bentuk teguran keras. Ini menekankan bahwa ada orang-orang yang hanya bisa belajar melalui pengalaman yang keras karena menolak untuk mendengarkan nasihat dan hikmat. Mereka hanya akan jinak ketika dikendalikan sebab mereka belum punya kedewasaan pribadi, belum punya kematangan dan...

PERLINDUNGAN DARI KUTUK TANPA ALASAN

(Amsal 26:2) "Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena." Shalom, Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Kiranya kasih dan perlindungan Tuhan selalu melingkupi hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberi penghiburan sekaligus pengajaran bagi setiap orang percaya. Kutuk tanpa alasan yang digambarkan seperti burung yang terus terbang tanpa arah menunjukkan bahwa kutuk itu tidak akan menetap jika tidak memiliki dasar atau penyebab. Sama seperti burung yang hanya melayang dan tidak mendarat, demikian pula kutuk yang tidak berdasar tidak akan menimpa orang benar yang hidup dalam perlindungan Tuhan. Kutuk tanpa alasan tidak berdaya terhadap orang Kristen sejati. Seringkali kita mendengar tentang kutukan atau ucapan negatif yang diarahkan kepada orang lain. Namun, Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa kutuk tanpa alasan tidak akan pernah berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa kutuk terbatas. Orang yang hidup dalam kebenaran T...

KEHORMATAN BAGI ORANG YANG BIJAKSANA

(Amsal 26:1) Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal. Shalom, Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Semoga damai sejahtera Allah menyertai setiap langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang jelas tentang bagaimana kehormatan dan pujian tidak tepat diberikan kepada orang yang bebal atau bodoh. Penggunaan analogi salju di musim panas dan hujan pada waktu panen menggambarkan ketidaksesuaian dan ketidaktepatan suatu hal pada waktunya. Salju di musim panas atau hujan saat panen justru merusak keadaan, begitu pula jika orang yang tidak bijak diberi kehormatan yang tidak layak baginya. Mengapa kehormatan tidak layak bagi orang bebal? Alkitab mengajarkan bahwa orang yang bijaksana dan takut akan Tuhan layak dihormati (Amsal 9:10). Kehormatan diberikan kepada mereka yang hidup dengan hikmat dan kebenaran. Orang yang bebal, yang tidak mendengarkan nasihat atau hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Tuhan, akan memb...

PENTINGNYA PENGENDALIAN DIRI

(Amsal 25:28) Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Shalom, Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Kiranya damai dan kasih-Nya selalu menaungi hidup kita. Saudaraku, ayat ini memberikan gambaran yang kuat tentang pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan kita. Pada zaman Alkitab, tembok kota adalah perlindungan utama dari serangan musuh. Kota tanpa tembok sangat rentan terhadap bahaya. Demikian pula, orang yang tidak memiliki pengendalian diri akan mudah dikuasai oleh kelemahan, godaan, dan dosa. Mengapa pengendalian diri sangat penting? Pengendalian diri menjaga hati dan pikiran kita. Seperti tembok yang melindungi kota, pengendalian diri menjaga hati kita dari godaan dunia. Tanpa pengendalian diri, kita bisa terjerumus dalam tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Pengendalian diri itu mencerminkan kedewasaan rohani. Rasul Paulus dalam Galatia 5:22-23 menyebut pengendalian diri sebagai salah satu buah Roh Kudus. Ini menunjukkan bahw...

KEBIJAKSANAAN DALAM PUJIAN

(Amsal 25:27) Tidaklah baik makan banyak madu; sebab itu biarlah jarang kata-kata pujianmu. Shalom, Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan. Kiranya kasih karunia Tuhan selalu menyertai hidup kita. Saudaraku, madu adalah sesuatu yang manis dan lezat, namun Alkitab mengingatkan kita bahwa terlalu banyak madu dapat menjadi tidak baik bagi tubuh. Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan kita, terutama mengenai pujian. Pujian itu baik dan menyenangkan, tetapi jika terlalu banyak diberikan atau diterima, itu bisa menjadi berbahaya. Mengapa kita perlu bijaksana dalam memuji dan menerima pujian? Pujian yang berlebihan dapat melahirkan kesombongan. Ketika kita terlalu sering menerima atau memberi pujian, kita mungkin menjadi sombong atau membesarkan ego orang lain. Pujian yang tidak tulus atau berlebihan dapat menyesatkan dan membuat seseorang merasa lebih tinggi dari yang seharusnya. Lalu, pujian yang berlebihan dapat kehilangan maknanya. Seperti madu yang terasa enak hanya dalam jumlah yang cuku...

JANGAN GOYAH DI HADAPAN KEJAHATAN

(Amsal 25:26) Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik. Shalom, Saudaraku yang terkasih. Kiranya damai dan kasih Tuhan selalu menyertai langkah hidup kita. Saudaraku, ayat ini menggambarkan peringatan serius bagi orang percaya. Mata air yang keruh dan sumber yang kotor tidak lagi dapat memberikan kesegaran bagi mereka yang haus. Demikian pula, ketika orang benar merasa gentar dan goyah di hadapan orang fasik, pengaruh mereka sebagai terang dan garam dunia menjadi berkurang. Mengapa kita tidak boleh goyah di hadapan kejahatan? Sebagai anak-anak Allah, hidup kita seharusnya mencerminkan kebenaran dan kekudusan Allah. Ketika kita gentar di hadapan orang fasik, kita kehilangan kesempatan untuk bersaksi tentang iman kita. Orang yang hidup dalam kekhawatiran mudah kehilangan keberanian untuk bertindak benar. Hal ini membuat mereka tidak lagi menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Saudaraku, Tuhan adalah perlindungan kita...

KABAR BAIK YANG MENYEGARKAN

(Amsal 25:25) Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh. Shalom, Saudaraku... Kiranya kabar baik dari Tuhan selalu menyegarkan jiwa kita. Saudaraku, kehidupan sering kali membuat kita merasa lelah dan haus secara rohani. Namun, seperti air sejuk yang menyegarkan tubuh yang dahaga, demikian pula kabar baik memiliki kekuatan untuk memberikan penghiburan dan kekuatan baru. Amsal 25:25 mengingatkan kita akan betapa pentingnya kabar baik bagi jiwa yang lelah. Dalam hidup ini, kabar baik selalu membawa sukacita dan harapan, terlebih lagi jika kabar tersebut datang saat kita sedang dalam masa sulit. Kabar baik dari Tuhan, seperti janji keselamatan dan penyertaan-Nya, adalah sumber penghiburan terbesar. Coba cek, apakah kita sering menyampaikan kabar baik kepada orang-orang di sekitar kita? Saudaraku, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi pembawa kabar baik, baik melalui perkataan, perbuatan, maupun kesaksian hidup kita. Kabar baik yang...

PILIH KEDAMAIAN

(Amsal 25:24) Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar. Shalom, Saudaraku... Kiranya kasih dan damai dari Tuhan selalu melimpah atas hidup kita. Saudaraku, hidup dalam kedamaian adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada situasi di mana kita dihadapkan pada konflik atau pertengkaran, khususnya di lingkungan terdekat kita, seperti rumah tangga. Amsal 25:24 memberikan peringatan bijak bahwa lebih baik memilih tempat yang tidak nyaman, seperti sudut sotoh rumah, daripada hidup dalam suasana yang penuh pertengkaran. Kedamaian lebih penting daripada kenyamanan. Ayat ini menggambarkan bagaimana kedamaian jiwa jauh lebih berharga daripada kenyamanan fisik. Tinggal di sudut sotoh rumah tentu tidak nyaman, tetapi itu lebih baik daripada harus tinggal dalam situasi yang merusak hati dan pikiran. Perlu kita renungkan, apakah kita sudah berusaha menciptakan suasana damai dalam rumah tangga kita? Atau justru kita...

HINDARI GOSIP DAN FITNAH

(Amsal 25:23) Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah. Shalom, Saudaraku yang terkasih. Kiranya kasih dan damai Tuhan selalu melingkupi hati dan pikiran kita. Saudaraku, firman Tuhan hari ini berbicara tentang dampak dari perkataan yang diucapkan secara sembunyi-sembunyi. Sama seperti angin utara yang pasti membawa hujan, demikian juga perkataan rahasia—yang sering kali berupa gosip atau fitnah—pasti akan membawa kemarahan, kebencian, dan pertengkaran. Mengapa kita harus berhati-hati dengan perkataan? Perkataan adalah kekuatan yang luar biasa. Dengan perkataan, kita bisa membangun, tetapi dengan perkataan juga kita bisa menghancurkan. Ketika kita berbicara secara rahasia—entah itu menggosipkan orang lain atau menyebarkan fitnah—kita sedang membuka pintu bagi perselisihan dan luka hati. Bahkan, orang yang semula tidak terlibat pun bisa terseret dalam konflik karena perkataan yang tidak bijak. Saudaraku, dampak dari bicara rahasia (gosip dan fitnah) ialah Merusak hubu...

MEMBALAS DENGAN KASIH

(Amsal 25:22) Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu. Shalom, Saudaraku yang terkasih. Kiranya damai sejahtera Tuhan selalu memenuhi hati kita semua. Saudaraku, ayat ini sering kali membuat kita berpikir: apa artinya "menimbun bara api di atas kepala"? Apakah ini berarti memberikan hukuman atau rasa bersalah kepada musuh? Tidak, Saudaraku. Makna di balik ayat ini lebih dalam dari itu. "Menimbun bara api" adalah tindakan kasih yang membakar rasa dendam dan kebencian, sehingga menghasilkan kesadaran dan pertobatan. Alkitab mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini. Ketika kita berbuat baik kepada musuh—memberi makan saat mereka lapar atau memberi minum saat mereka haus—kita sebenarnya sedang mempraktikkan kasih Allah yang melampaui pemikiran manusia. Tindakan kasih ini mungkin sulit dilakukan, tetapi dampaknya luar biasa. Saudaraku, mengapa k...

KASIHI MUSUHMU

(Amz 25:21) Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Shalom, Saudaraku... Kiranya kasih dari sorga selalu melimpah atas hidup kita.. Saudaraku, seteru itu adalah musuh yang membenci kita. Normalnya, seteru itu kita jauhi dan kita benci. Kita ga suka dengan seteru. Kita ingin agar seteru jatuh, kelaparan, tersiksa dan kalah. Itulah harapan kita bagi seteru. Namun ajaran Kristiani sangatlah luar biasa. Sangat jauh berbeda dengan ajaran dunia. Alkitab justru mengatakan supaya kita memberi makan bagi seteru yang lapar. Wah wah wah, ga salah ini? Ga keliru ini? Kok beda banget dengan ajaran yang beredar di dunia ini? Saudaraku, kita perlu utamakan dan prioritaskan ajaran firman Tuhan. Jangan mau terpengaruh dengan ajaran dunia ini. Kita harus mengasihi musuh sebab kasih itu mengalahkan kebencian. Ini dahsyat dan hebat sekali. Kita harus bisa menerima kasih dan membiarkan kasih mendominasi hidup kita. Kasih yang mulia ialah kasih yang diny...

JANGAN PERCAYA..!

(Amz 25:19) Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah. Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran senantiasa menyertai hidup kita. Saudaraku, memberi kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Kita tidak boleh sembarangan mempercayakan sesuatu kepada orang lain apalagi untuk hal-hal yang penting, misalnya suatu jabatan, uang, atau mempercayakan rumah kita ditempati oleh orang lain. Kepercayaan harus diberikan kepada orang yang tepat dan benar. Jangan sampai salah orang sebab ujungnya bisa menyakitkan dan mengecewakan. Saya jadi ingat dengan kasus yang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan Ketua KPK bernama Firli Bahuri (FB) ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan terhadap terdakwa kasus korupsi, yaitu Menteri Pertanian saat itu. FB diberi kepercayaan sangat besar dan tinggi oleh negara sebagai pemberantas korupsi tetapi ia malah ...

BUANG DUSTAMU!

(Amz 25:18) Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam. Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu semangat dalam mengerjakan berbagai hal.  Saudaraku, bersaksi dusta sangatlah berbahaya dan menyakitkan. Coba bayangin, kita bener tapi dituduh salah, kita jujur tapi dituduh berbohong, kita bersih tapi dituduh mencuri, bagaimana rasanya? Pasti sangat menyakitkan... Berkata bohong tentang orang lain akan merusak hubungan dan reputasi orang lain. Serangan tidak hanya bersifat fisik tapi secara psikis pun ada dan itu juga sangat menyakitkan. Dipukul dan ditampar, sakitnya secara fisik bisa hilang dalam waktu yang singkat tetapi kalau menyakiti hati dengan fitnah, tuduhan dan dusta, aduh sakitnya panjang. Karena itu kita tidak pernah boleh mengucapkan saksi dusta tentang orang lain. Kita harus menjaga perasaan orang lain sehingga tercipta keharmonisan. Ga enak kalau kita sudah bangun hubungan bertahun-tahun la...

BERTAMU TAPI NGESELIN

(Amz 25:17) Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu. Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya kasih dan kebaikan Tuhan melimpah atas hidup kita.. Saudaraku, rumah adalah tempat privasi, tempat pribadi dan keluarga. Kalau kita sering bertamu maka kita sedang mengganggu privasi orang lain. Sikap seseorang akan beda antara sedang tidak ada tamu dan sedang ada tamu. Tentu ketika ada tamu ia akan lebih sopan tetapi ketika tidak ada tamu, ia bebas mau lakukan apa saja. Nah, orang itu ingin punya ruang untuk menjaga privasinya. Kalau kita terlalu sering berkunjung ke rumah orang, maka orang bisa tidak nyaman, risih dan terganggu. Kita harus punya kesadaran pribadi dengan tidak terlalu sering berkunjung ke rumah orang lain. Banyak orang yang senang kalau rumahnya dikunjungi tetapi kalau Saudara berkunjung keseringan, yang ada dia bukan seneng tapi malah eneg dan ga enak. Apalagi kalau kita datang ke rumah orang lain hanya untuk numpang ...

SECUKUPNYA, JANGAN BERLEBIHAN

Amsal 25:16 (TB)  Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya. Shalom, Saudaraku... Apa kabarnya hari ini? Kiranya hati dan pikiran kita selalu tertuju kepada Tuhan.. Saudaraku, madu dalam ayat di atas melambangkan kenikmatan hidup. Tentu semua orang ingin mendapatkan kenikmatan hidup, seperti uang yang banyak, makan enak, liburan, rumah yang besar dan lain sebagainya. Kalau kita pikir secara singkat, semua itu tentu akan membawa kebahagiaan tetapi kalau kita memiliki kenikmatan hidup yg berlebihan, maka itu bisa jadi masalah besar dan berat. Ada orang yg punya banyak harta sehingga banyak orang meminta sumbangan darinya, minta bantuan dan hidupnya selalu diminta-minta oleh banyak orang. Ada orang yg punya banyak makanan di mejanya lalu ia sikat semua makanannya sehingga perutnya buncit lalu menderita obesitas. Ada orang yg punya rumah di sini, di sana dan di mana-mana, eh taunya banyak rumah tidak terurus da...